Laman

Allah tidak memanggil orang yang mampu, tetapi Allah memampukan orang terpanggil

Memang Hanya untuk Orang-Orang Yang Dipanggil dan Terpanggil Dapat Memenuhi Undangan NYA I


Allah selalu memanggil kita, kemudian kita menjawabnya…”Labbaik Allahumma Labbaik”, artinya adalah kami memenuhi dan akan melaksanakan perintah-Mu ya Allah… “Labbaika la syarika laka labbaik”, artinya tiada sekutu bagi-Mu dan kami insya Allah memenuhi panggilan-Mu….”Inna al hamda wa an ni’mata laka wa al mulka la syarika laka”, artinya sesungguhnya segala pujian, nikmat dan begitu juga kerajaan adalah milik-Mu dan tidak ada sekutu bagi-Mu. Bererapa hadits keutamaan Umrah yang saya ambil dari beberapa sumber:
  • Diantara umroh dengan umroh menjadi penghapus dosa antara keduanya dan haji yg mabrur ganjarannya adalah syurga (HR. Al Bukhari),
  • Lakukan haji dan umroh beriringan karena keduannya menghapuskan kemiskinan dan dosa seperti hilangnya karat dari besi, emas dan perak (HR. At Tirmidzi),
  • Doa orang yang berperang fisabilillah, orang yg berhaji, orang yg ber umroh adalah duta-duta Alloh, doa mereka dikabulkan, permohonan mereka diluluskan (HR. Ibnu Majah),
Ibadah umrah tentunya akan dilaksanakan di Masjidil Haram yang berada di kota suci Makkah. Waktu pelaksanaannya pada umumnya ba’da subuh atau ba’da Isya. Ibadah umrah dibagi menjadi dua ada yang bersifat sunah  yang bisa dilaksanakan kapan saja, adapula yang bersifat wajib merupakan satu paket dengan badah haji. Kata umrah sendiri berasal dari akar kata ‘umr yang berarti usia. Maknanya adalah:
  • Menetapkan tujuan artinya bahwa usia harus memiliki tujuan. Disebutkan dalam QS 23:115 yang artinya “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami ?
  • Berziarah artinya bahwa umur yang kita jalani ini hakikatnya adalah satu kunjungan ke muka bumi, dan merupakan tempat transit sebelum ke akherat,
  • Meramaikan artinya bahwa usia yg sedang kita jalani kakekatnya adalah kesempatan untuk turut memakmurkan bumi  dengan kebaikan. Disebutkan dalam QS 11:61 yang artinya “Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (do’a hamba-Nya).”
Sehingga secara garis besar ibadah umroh dapat dimaknai bahwa dalam menjalani usia yang telah dituliskan Allah dalam lauh Mahfudz Nya kita perlu menetapkan tujuan hidup, kemudian singgah berziarah di muka bumi Allah, dan kemudian diwajibkan untuk meramaikan atau memakmurkannya.
Allah sudah menyebarluaskan undangan ini kepada seluruh umat manusia, namun hanya sebagian saja yang merasa terpanggil. Meskipun dari segi finansial kemampuan untuk kesana sudah ada, undangan pun sudah ada, namun kemauan untuk berangkat belum tentu ada. Padahal untuk berada disana tidak perlu menggunakan pakaian yang mewah hanya sederhana saja menggunakan 2 helai kain tanpa dijahit. Berbeda dengan undangan-undangan kawinan, dimana kita mesti menyiapkan segala sesuatunya dengan baik dan rapi.
Yaa Robb hambamu ini benar-benar sudah berada jauh dari frekuensimu. Saya pun merasakan hal yang sama. Meskipun akhirnya saya sadari bahwa jika Allah sudah memberi undangan, kemudian kita menjawabnya dan pada saat itu kita berada pada frekuensi yang sama maka Insya Allah segala rintangan dan hambatan terasa mudah dilalui dan pasti ada saja jalannya.
Bismillahahi aamantu billaahi tawakaltu ‘alallaahi laa haula walaaquawwata illaa billaahil ‘aliyyil Aziim
Artinya: Dengan nama Alloh aku beriman kpd Alloh berserah diri kepada Nya, tidak ada daya utk mendapatkan manfaat dan tidak ada kekuatan utk menolak kejahatan kecuali dengan pertolongan dari Alloh yg Maha Luhur lagi Maha Agung.
Kemudian setelah di atas kendaraan berdoalah:
Bismillaahi majraahaa wamursaahaa inna rabbiilagafuururrahiim, wamaa qadarullaaha haqqa qadrihii walardujamii’an qabdatuhuu yaumal qiyaamati wassamaawaatu  matwiyyaatun biyamiinihii subbhaanahu wata’aalaa ‘ammaa yusrikuun
Artinya: Dengan nama Allah diwaktu berangkat dan berlabuhnya, sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yg semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman Nya pada hari kiamat, dan langit digulung dengan kekuasaan Nya. Maha Suci Allah dan maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.
Setelah itu ketika kendaraan mulai bergerak jangan lupa untuk berdoa:
BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIM. ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR. SUBHAANALLADZII SAKHKHARA LANAA HAADZAA WAMAA KUNNAA LAHUU MUQRINIIN. WA INNAA ILAA RABBINAA LAMUNQALIBUUN. ALLAAHUMMA INNAA NAS ALUKA FIl SAFARINAA HAADZA, ALBIRRA WATTAQWAA, WAMINAL ‘AMALI MAA TARDHO. ALLAAHUMMA HAWWIN ‘ALAINAA SAFARANAA HAADZAA WATHWI ANNAA BU’DAH. ALLAAHUMMA ANTAS SHAAHIBU FISSAFARI WAL KHALIIFATU FIL AHLI. ALLAAHUMMA INNII A’UUDZUBIKA MIN WATSAAIS SAFARI WAKA ‘AABATIL MANZHORI ‘WASUU ILMUNQALABI FIL MAALI WAL AHLI

Artinya: Dengan memohon pertolongan Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Maha Suci Allah yang menganugerahi kami kemampuan memanfaatkan (kendaraan) ini, sedang kami sendiri (tanpa pertolonganNya) tidak mampu menguasainya. Sesungguhnya hanya kepada Tuhan kita, kita pasti akan kembali. Ya Allah, kami bermohon kepada-Mu, anugerahilah kami dalam perjalanan ini, kebajikan dan ketaqwaan, serta usaha yang Engkau ridhai Ya Allah, mudahkanlah perjalanan ini bagi kami dan perpendeklah jaraknya. Ya Allah, Engkaulah teman dalam perjalanan, dan Engkau pula Pelindung bagi keluarga. Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari kesulitan perjalanan, kesuraman pandangan, serta bencana menyangkut harta dan keluarga.

Cerita Seorang Sahabat bersama istrinya yang tercinta Yang Menunaikan Panggilan Allahdi tanah Suci



Kami berangkat pada hari Jum’at 23 April sore hari menggunakan pesawat Saudi Arabia Boeng 747 dengan kapasitas 480 penumpang yang Subhanallah full booked oleh 99% orang Indonesia. Dan hebatnya lagi pesawat ini sampai melakukan penerbangan 2 kali sehari ke Indonesia. Rute perjalanan kami rencananya adalah Jakarta-Jeddah-Madinah-Mekkah-Jeddah-Jakarta yang akan diselesaikan selama 9 hari.
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa pada umumnya rute perjalanan umroh setibanya di bandara King Abdul Aziz Jeddah sekitar jam 10 malam hari waktu Jeddah, kalau tidak menggunakan rute 1-2-3, 3-2-3 atau 3-2-1. Kali ini rute yang akan kami lalui adalah 1-2-3 (Jeddah, Madina dan Mekkah).



Bandara King Abdul Aziz Jeddah yang saya temui saat ini sudah jauh berbeda dengan 7 tahun lalu (tahun 2005). Bandara ini sudah jauh lebih moderen dan rapi. Proses antrian untuk penyelesaian passport dan loading barang juga sudah berjalan dengan rapi, tertib dan tidak membutuhkan waktu lama. Mungkin juga suasana umroh sangat berbeda dengan haji yang jumlah frekuensi penerbangannya pun tentu jauh lebih padat.
Setelah melalui proses imigrasi, para jamaah menuju ke tempat pemberhentian bus yang berada tidak jauh dari bandara. Di terminal ini telah berjajar bus-bus besar yang akan membawa para jamaah menuju Madina atau Mekkah. Perjalanan darat dari Jeddah ke Madina akan ditempuh dalam waktu 6-7 jam, sehingga kami akan tiba di kota Madina sekitar pukul 6 keesokan harinya. Karena waktu tidak memungkinkan lagi untuk bisa mencapai kota Madinah sebelum subuh, maka kami terpaksa melaksanakan shalat subuh disalah satu masjid menjelang check point sebelum memasuki kota tempat hijrah Nabi tersebut.

Perjalanan di kota Madina


Sekitar pukul 07.00 kami memasuki kota Madina al Munawarah, kota suci kedua umat Islam tempat hijrah Rosulullah dimana beliau dimakamkan. Tak lupa ketika memasuki kota ini kamipun membaca doa:
Allahumma haadzaa haramu raasulika  faj’alhulii  wi qaayatan  minannari wa amaanatan minal ‘adzaabi wa suu il hisaab
Artinya: Ya Allah negeri ini adalah tanah haram Rosul Mu Muhammad, maka jadikanlah penjaga bagiku dari api neraka, aman dari siksa dan buruknya hisab.
Kami menginap di hotel Mubarok Al madina yang berjarak sekitar 150 meter dari masjid Nabawi. Subahanllah hotel ini begitu padatnya. Mungkin hanya di kota inilah ada hotel dengan ocupancy rate 100% disepanjang tahun, dengan pelayanan standar hotel berbintang 4 Arab Saudi yang tidak bisa dibandingkan dengan pelayanan hotel di negara kita. Karena apa pun ceritanya semua tamu harus ssabar dan bersyukur memperoleh tempat penginapan untuk beribadah. Karena memang pada dasarnya hotel hanyalah tempat untuk sekedar menginap bukan tempat tujuan utama. Jadi apa pun bentuknya kita harus bersabar dan bersyukur sudah diberi kesempatan oleh Nya untuk dapat hadir disana.



Tempat uujuan utama ketika berada di kota Madina adalah tentunya masjid Nabawi yang disebutkan dalam salah satu hadits bahwa bila sholat di sini pahalanya sama dengan 1.000 kali dibandingkan shalat di tempat lain. “Shalat di masjidku ini [Masjid Nabawi] lebih utama 1.000 kali dibanding shalat di masjid lainnya kecuali di Masjidil Haram dan shalat di Masjidil Haram lebih utama 100.000 kali shalat daripada masjid lainnya.” [HR Ahmad Ibnu Huzaimah dan Hakim] . Dan tentunya di dalam masjid tersebut terdapat makam Rosulullah dan tempat mustajab untuk berdoa yaitu Raudhoh. Tak heran maka dikedua lokasi masjid ini selalu dipenuhi oleh jamaah yang rela berdesak-desakan mengantri untuk memperoleh kesempatan berziarah dan beribadah di raudhoh.
Tempat-tempat bersejarah di kota Madina:

  • 1. Masjid Nabawi. 


Didirikan tahun 622 M atau tahun pertama hijriah, setelah Nabi hijrah dari Mekah ke Madinah. Pembangunan mihrab dilakukan setelah memindahkan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram di Mekah tahun 2 H. Didalamnya terdapat Raudhah yaitu tempat yang paling makbul untuk berdoa, seperti sabda Rasulullah Saw, “Antara rumahku dengan mimbarku adalah Raudhah di antara taman-taman surga” (diriwayatkan 5 ahli hadits). Sebelum masuk masjid Nabawi sebaiknya membaca doa:
Allahumma shalli wasallaim ‘alaa syaidina Muhammadin wa’alaa aali syaidina Muhammadin. Waghfirlii dzunuubii waf tahlii abwaaba rahmatik“. Artinya: Ya Allah limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan pada junjungan kami Nabi Muhammad Saw dan keluarganya.Ampunilah dosaku dan bukakanlah untukku pintu2 rahmat Mu.
Ketika berada di makam Rosul maka sampaikanlah salam:
Assalamu ‘alaika yaa Rosulullah wa rahmatullah wa barokatuh. Assalamu’alaika yaa Nabiyallah. Assalamu’alaika ya Habiballah“. Artinya: Salam Sejahtera atasmu wahai Rasulullah. Rahmat Allah dan berkah-Nya untukmu. Salam sejahtera atasmu wahai Nabiyullah. Salam sejahtera atasmu wahai Kekasih Allah.
Kemudian sampaikan salam di makam khalifah Abu Bakar;
Assalamu ‘alaika yaa khalififata rosuulillahi. “Assalamu ‘alaika yaashoohibu rosuuliillaahi fiil ard. “Assalamu ‘alaika yaa man ‘anfaqo malahu kullahu fii hubbillaahi wa hubbi rosuulili“. Artinya: Salam sejahtera padamu wahai khalifah Rasulullah, selamat sejahtera padamu wahai teman Rasulullah dalam gua, selamat sejahtera padamu wahai orang yg dermakan semua hartanya karena cinta kepada Allah dan rosul Nya. Semoga Allah membalas dengan sebaik-baiknya.
Dilanjutkan dengan sampaikan salam di makam Khalifah Umar:
“”Assalamu ‘alaika yaa muth hirol islaam. “Assalamu ‘alaika yaa faaruuq.” Artinya: Salam sejahtera padamu wahai penyebar islam. Salam sejahtera padamu wahai pemegang kebenaran. Semoga Allah melimpahkan rahmat Nya kepadamu.
Denah Masjid Nabawi dan sekitarnya:




  •  Author by Imtiaz Ahmad M. Sc., M. Phil. (London), translated by Ir. H. Ismail Umar and Hj. Titie Wibipriatno,
  • Beberapa ahli sejarah telah menggambarkan ruangan dalam Masjid Nabi SAW. Misalnya Syaikh Dehlawi (958 H – 1052 H) telah menuliskan dengan detail ruangan berikut dalam bukunya “Sejarah Madinah”. Penomoran berikut sesuai dengan nomor pada denah Masjid yang terdapat pada akhir buku ini.
Keterangan:
  1. TIANG DUTA/UTUSAN: Nabi SAW menggunakan tempat ini untuk menemui para utusan yang datang. Beberapa Sahabat terkemuka duduk disekitar beliau selama pertemuan berlangsung.
  2. TIANG PENGAWAL: Menjadi tempat berdiri para pengawal Nabi SAW. Matori berkata, “Pintu rumah Aisyah RA berhadapan dengan tiang ini, dan Nabi SAW melalui pintu ini menuju ke Masjid Nabawi.”
  3. TIANG TEMPAT TIDUR: Abdullah bin Umar RA bercerita, “Nabi SAW menggunakan tempat ini sebagai tempat tidur beliau selama I’tikaf.
  4. TIANG ABU LUBABAH: Tertulis padanya. Seperti disebutkan dalam tafsir Ibnu Katsir, Nabi SAW bermaksud untuk menghukum bani Quraizzah (sebuah suku Yahudi) atas pengkhianatannya kepada Nabi SAW. Abu Lubabah RA ditunjuk sebagai penengah. Dia secara tidak sengaja membocorkan rahasia Nabi SAW kepada suku Yahudi itu. Abu Lubabah segera menyadari kesalahannya dan mengikat dirinya sendiri pada tiang ini, hingga Allah SWT menerima taubatnya. Setelah tujuh hari, Nabi SAW menerima wahyu mengenai diterimanya taubat Abu Lubabah dan melepaskan ikatanya dengan tangan beliau sendiri. Al Qur’an, Surat Al Anfal, Ayat 27 – 28 diwahyukan untuk meberikan kepada kita sebuah pelajaran. Yakni mengkhianati kepercayaan adalah sebuah kesalahan yang sangat fatal bagi para Sahabat Nabi SAW, sehingga mereka melakukan tindakan yang luar biasa untuk memperbaiki kesalahannya.
  5. TIANG AISYAH: Tabrani menyebutkan Aisyah RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Ada tempat yang sangat penting di dalam Masjid Nabawi yang mulia, jika seorang mengetahuinya, mereka akan mengadakan undian untuk mendapatkan kesempatan agar bisa shalat di sana”. Suatu hari para Sahabat bertanya kepada Aisyah RA tentang tempat ini. Beliau menolak untuk memberitahukan tempat tersebut. Akhirnya para Sahabat pergi, sedangkan Aisyah RA masih bersama dengan keponakannya Abdullah bin Zubair RA. Belakangan para Sahabat memperhatikan bahwa Abdullah bin Zubair RA melakukan shalat dekat dengan tiang Aisyah. Para Sahabat meyakini bahwa Aisyah RA memberitahukan tempat tersebut secara rahasia kepada keponakannya. Nabi SAW pernah mengimami shalat dari titik ini selama beberapa hari setelah perubahan qiblat dari Masjid Al Aqsa ke Ka’bah di Makkah. Belakangan, beliau selalu mengimami shalat dari titik yang sekarang dikenal sebagai Mihrab Nabawi As Syarif.
  6. TIANG MUKHALLAQAH: Jabir RA meriwayatkan seperti disebutkan dalam hadits Buhari, “Nabi SAW bersandar pada sebatang pohon kurma (yang awalnya terletak pada tempat dimana tiang ini berada) ketika melakukan khutbah Jumat, kaum Ansar dengan hormat menawarkan pada Nabi SAW, kami dapat membuat sebuah mimbar untukmu, jika engkau menyetujuinya”. Nabi SAW menyetujuinya dan sebuah mimbar yang terdiri dari 3 anak tangga dibangun. Ketika Nabi SAW duduk di atas mimbar ini untuk berkhutbah, para Sahabat mendengar batang pohon kurma itu menangis seperti anak kecil. Nabi SAW mendekati pohon yang sedang menangis ini dan kemudian memeluknya. Pohon ini lalu tenang setelah sebelumnya terisak-isak seperti onta betina. Pohon kurma tersebut menangis karena ia tidak digunakan lagi untuk mengingat Allah SWT. Sejak itu batang pohon tersebut diberi sejenis pewangi yang disebut Khaluq. Dan kemudian, tiang dimana pohon kurma itu dulu berada, dikenal dengan sebutan tiang Mukhallaqah.
  7. MIHRAB NABAWI: Tidak ada mihrab di dalam Masjid Nabawi selama periode pemerintahan Nabi SAW dan empat Khalifah yang pertama. Pada tahun 91 H, Umar bin Abdul Aziz pertama kali melakukan shalat di sini di dalam sebuah bentuk mihrab. Jika kita berdiri di dalam mihrab ini dan melakukan shalat, tempat sujud kita akan terletak di tempat dimana kaki Nabi SAW berpijak. Dinding tebal mihrab ini menutupi tempat sujud Nabi SAW yang sebenarnya.
  8. MIHRAB USTMANI: Khalifah Utsman RA mengimami shalat di tempat ini. Sekarang, Imam Masjid Nabawi juga mengimami shalat di sini. Umar bin Abdul Aziz kemudian membangun sebuah mihrab di sini.
  9. MIHRAB HANAFI: Sebelumnya Imam shalat dari empat Mazhab (Hanafi, Syafi’i, Maliki, dan Hambali) mengimami shalat di Masjid Nabawi secarah terpisah pada waktu yang sedikit berbeda dan tempat yang berbeda. Imam Hanafi mengimami shalat pada tempat ini. Namun kini, hanya satu shalat berjamaah yang diselanggarakan di Masjid Nabawi, yang dipimpin oleh Imam dari Mazhab Hambali. Hal ini berlaku sejak kekuasaan dipegang oleh Pemerintahan Saudi.
  10. MIHRAB TAHAJUD: Nabi Muhammad SAW melakukan shalat tahajjud di tempat ini.
  11. MIMBAR: Seperti disebutkan dalam hadits Bukhari Muslin dan diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda “Antara rumahku dan mimbarku adalah salah satu taman dari taman-taman surga dan mimbarku akan berada di telaga Kautsar pada hari Kiamat”. Berbagai pemerintahan muslim mengirimkan mimbar untuk Masjid Nabawi dari waktu ke waktu. Mimbar yang ada sekarang, dikirim oleh Sultan Murad ke-3 dari Dinasti Usmani pada tahun 998 H.
  12. TEMPAT MUAZZIN: Tempat ini, berupa balkon segi empat, terletak di sebelah Utara Mimbar Nabi. Tempat ini selain sebagai tempat adzan juga sebagai tempat shalat muadzin dan untuk menguatkan suara takbir pada shalat lima waktu.
  13. PANGGUNG DISEKITAR TEMPAT TAHAJJUD: (tidak ada keterangan – pent.)
  14. PANGGUNG TEMPAT PETUGAS KEAMANAN: Jika kita memasuki Masjid Nabawi dari Bab Jibril, panggung ini akan berada di sebelah kanan. Dibangun oleh Sultan Nuruddin Zanki. Panggung ini sebenarnya bukanlah tempat dari Ahlu Suffah, seperti perkiraan banyak peziarah.
  15. TEMPAT AHLU SUFFAH: Suffah berarti tempat berteduh. Sahabat Nabi yang miskin dan tidak memiliki rumah, bertimpat tinggal di Suffah. Di sini mereka mendapat pendidikan tentang Islam dan mengamalkannya. Jika kita berjalan dari tiang Aisyah berlawanan dengan arah qiblat, Suffah berada setelah tiang ke-5. Namun setelah Nabi SAW memperluas Masjid pada tahun ketujuh Hijriah, Suffah dipindah sekitar sepuluh meter kea rah Timur, seperti yang tergambar pada denah Masjid Nabawi.
  16. BAB (PINTU) BAQI’: Pintu ini berhadapan dengan Bab Salam.
  17. BAB (PINTU) JIBRIL: Terletak di bagian Timur, disebut juga Bab Nabi, karena beliau selalu masuk melalui pintu ini. Adapun alasan penyebutan Bab Jibril adalah sebuah riwayat dari Aisyah RA, “Ketika Nabi SAW pulang dari Khandaq, dan meletakkan senjata kemudian mandi, Jibril AS mendatangi Beliau seraya berkata, ‘Engkau meletakkan senjatamu?, demi Allah kita belum (bisa) meletakkan senjata, pergilah menuju mereka’, Nabi SAW berkata, ‘kemanakah?’, Jibril AS menjawab, ‘ke sini’, dia menunjuk Bani Quraizzah. Maka Nabi SAW keluar menuju mereka.
  18. BAB (PINTU) NISA: Pintu ini dibuka oleh Umar ibn Khattab tahun 12 H. Beliau mengatakan, “Alangkah baiknya kalau pintu ini dikhususkan untuk wanita”.
  19. BIR (SUMUR) HA: Jika kita memasuki Masjid dari bagian paling kiri dari Bab Fahd, sumur ini berlokasi sekitar15 meter ke dalam Masjid dan ditandai dengan 3 lingkaran. Nabi SAW terkadang mendatangi sumur ini dan meminum airnya. Sumur dan taman yang mengelilinginya dimiliki oleh Abu Talhah. Ketika dia mendengar ayat 92 surat Ali Imran yang berbunyi: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”. Abu Talhah RA segera mengimfakkan taman ini karena mengaharapkan Ridha Allah SWT. Inilah contoh bagaimana para Sahabat berekasi terhadap ayat-ayat al Qur’an dan secara spontan langsung mengerjakan perintah Allah dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati.
  20. BAB (PINTU) SALAM: Umar ibn Khattab RA membuka pintu ini yang terletak di tembok Masjid bagian Barat, ketika dilakukan perbaikan Masjid tahun 12 H. Dinamakan Bab as Salam karena letaknya sejajar dengan tempat penghormatan berupa salam kepada jasad Rasulullah SAW.
  21. RUMAH ABU BAKAR RA: Jika kita berjalan dari mimbar melalui Bab Siddiq, rumah ini berlokasi setelah tiang ke-5 sejajar dengan Bab Siddiq. Suatu hari Nabi SAW bersabda, “Semua pintu rumah-rumah yang terbuka langsung ke dalam Masjid harus ditutup kecuali pintu rumah Abu Bakar”. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa Abu Bakar RA akan menjadi khalifah pertama
2. Makam Rosulullah SAW
Denah makam Rosulullah SAW (Sumber: http://hoeda.web.id/)
 
 Keterangan:
  1. Makam Rasulullah Saw
  2. Makam Sy. Abu Bakar as Shiddiq
  3. Makam Sy. Umar ibn Khaththab
  4. Tempat yang menurut suatu riwayat disediakan untuk Nabi Isa AS, ada 2 kemungkinan yaitu berada luruh dengan Rasulullah saw atau berada dibelakang Sy Umar ibn. Khaththab
  5. Tempat peristirahatan Siti Aisyah ra.
  6. Tempat kedatangan malaikat Jibril ketika menyampaikan wahyu kepada Rasulullah saw.
  7. Dinding kamar Siti Aisyah, yang dibengun sendiri oleh Rasulullah saw, hingga saat ine tembok tersebut masih berdiri kokoh
  8. Dinding makam berbentuk segilima, yang dibangun oleh Umar ibn Abd Aziz, agar makam Rasulullah saw tidak menyerupai ka’bah dan terlalu dikultuskan oleh umat Islam.
  9. Dinding segi lima lapis kedua yang dibangun oleh sultan Qait bay dari Mesir
  10. Tiang-tiang yang memperkuat dinding segilima lapis kedua
  11. Bagian dari raudlah yang terdapat dibagian dalam tembok kamar makam.
  12. Bagian dari raudlah yang terdapat diluar kamar makam, (nomor 12 tidak terdapat pada detail gambar, area ini adalah tempat yang biasanya dijadikan rebutan oleh ummat Islam)
  13. Area dengan nomor 13 adalah bukan bagian dari raudlah.
  14. Kediaman siti Fathimah ra.
  15. Mihrab didalam kediaman siti Fathimah, yang dibangun oleh sultan Qait bay
  16. Mihrab tempat tempat Rasulullah seringkali bertahajud seorang diri
  17. Tempat Rasulullah shalat tahajud berjamaah bersama ahl suffah, tempat ini berada dibelakang kediaman st Fathimah
  18. Lubang besar terletak dibagian depan, lubang ini lurus searah dengan makam Rasulullah saw
  19. Lubang kecil terletak dibagian depan searah dengan makam sy Abu Bakar ra
  20. Lubang kecil dibagian depan searah dengan makam sy Umar Ibn Khaththab ra
  21. Tempat beberapa batu sisa-sisa kediaman Rasulullah saw, yang kemudian dibuang pada masa Khalifah Al Walid ibn Abd. Malik
  22. Usthuwanah al Sarir, tempat Rasulullah saw beristirahat ketikaterlalu capai beribadah
  23. Usthuwanah al Wufud, tempatRasulullah seringkali menerima tamu-tamu penting
  24. Usthuwanah al Hirs, tempat para shahabat bersiaga menjaga Rasulullah saw, seringkali sy Ali ibn Abi Thalib bersiaga ditempat tersebut
  25. Bab Al Taubah, pintu masuk makam dibagian depan
  26. Bab Aisyah, pintu masuk makam dibagian samping dari arah raudlah
  27. Lubang kisi-kisi yang lurus searah dengan kepala Rasulullah saw yang mulia.
  28. Lubang kisi-kisi yang lurus searah dengan kaki Rasulullah saw yang mulia
  29. Beberapa pintu masuk menuju makam Rasulullah saw
  30. Lingkaran kubah kecil yang berada tepat diatas makam Rasulullah saw
  31. Lingkaran kubah lapis kedua, yang disebut kubah al zarqa’
  32. Lingkaran kubah lapis ketiga, atau kubah al khadra’ (kubah hijau) yang terlihat dari bagian luar makam.
  33. Bagian dari kamar makam (tertulis dengan nomor 32)
  34. Panggung setinggi kurang lebih 30 cm, tempat para ahl suffah berjamaahshalat tahajud bersama Rasulullah saw
  35. Panggung setinggi kurang lebih 60 cm, tempat ahl suffah biasa berkumpul
  36. Usthuwanah al taubah
  37. Usthuwanah A’isyah
  38. Mihrab tempat shalat Rasulullah saw
  39. Usthuwanah al Mukhallaqah
  40. Minbar Rasulullah saw
  41. Panggung tempat adzan
3. Pemakaman Baqi’. Terletak di sebelah rimur dari masjid Nabawi. Di tempat itu dimakamkan Utsman bin Affan Ra dan para istri Nabi Saw, yaitu Siti Aisyah Ra, Ummi Salamah, Juwairiyah, Zainab, Hafsah binti Umar bin Khaththab, dan Mariyah Al Qibtiyah Ra. Putra-putri Rasulullah Saw seperti Ibrahim, Siti Fatimah, Zainab binti Ummu Kulsum, serta beberapa sahabat Nabi Saw juga dimakamkan di sana.
 
4. Masjid Quba. Terletak di daerah Quba, sekitar 5 km sebelah selatan Madinah. Waktu Nabi Saw berhijrah ke Madinah, orang pertama yang menyongsong kedatangan Rasulullah adalah orang-orang Quba. Di sini Nabi Saw menempati rumah Kalsum bin Hadam, kemudian Rasulullah saw pun mendirikan masjid di atas sebidang tanah milik Kalsum. Di masjid ini lah yang pertama kali diadakan shalat berjemaah secara terang-terangan. Diriwayatkan bahwa salat di masjid ini pahalanya sama dengan 1 kali umrah.
5. Jabal Uhud. Adalah nama sebuah bukit terbesar di Madinah. Letaknya sekitar 5km di sebelah utara pusat kota Madinah. Di lembah bukit ini pernah terjadi perang yang dinamakan Perang Uhud.
6. Masjid Qiblatain. Masjid tersebut mula-mula dikenal dengan nama masjid Bani Salamah karena dibangun di atas bekas rumah Bani Salamah. Pada tahun ke 2 H waktu Zhuhur di masjid tersebut tiba-tiba turunlah wahyu surat Al-Baqarah ayat 144. Dalam shalat tersebut mula-mula Rasulullah Saw menghadap ke arah Masjidil Aqsa, tetapi setelah turun ayat tersebut, beliau menghentikan sementara, kemudian meneruskan shalat dengan memindahkan arah kiblat menghadap ke Masjidil Haram. Dengan terjadinya peristiwa tersebut akhirnya masjid ini diberi nama masjid Qiblatain yang berarti masjid berkiblat dua,
 
7. Masjid Khandaq. Khandaq berarti parit. Dalam sejarah Islam yang dimaksud Khandaq adalah peristiwa penggalian parit pertahanan sehubungan dengan peristiwa pengepungan kota Madinah oleh kafir Quraisy bersama sekutu-sekutunya. Peninggalan Perang Khandaq yang ada hanyalah berupa lima buah pos penjagaan pada peristiwa Khandak yang sekarang dikenal dengan nama Masjid Sab’ah atau Masjid Khamsah
Disamping itu jangan lupa mengunjungi kebun kurma yang berada dekat dengan masjid Quba. Jadi umumnya para jamaah setelah mengunjungi masjid Quba akan langsung dibawa ke kebun ini.
Perjalanan Umrah di Kota Makkah



Siang itu setelah merziarah wada’ ke makam Rosul, kami pun bersiap-siap menuju ke kota Mekkah untuk menunaikan ibadah umrah. Perjalanan dimulai siang hari ba’da dhuhur. Untuk itu kita sudah menggunakan kain ihram dari hotel, kemudian menuju masjid Bir Ali. Sebelumnya perlu diketahui bahwa rukun umroh adalah:
  • Niat,
  • Ihram,
  • Tawaf umrah,
  • Sa’I,
  • Tahalul,
  • Tertib.
Persiapan yang dilakukan sebelum umrah:
  1. Mandi sunnah, dengan niat untuk ihram à “Allohumma inni uharrimu nafsi min kulli  maa harramta ‘alal muhrimi farhamnii yaa arharraahimiin” . Artinya: Yaa Alloh, sesungguhnya aku mengharamkan diriku dari segala apa yg Engkau haramkan kepada orang yg berihram karena itu ramhatilah aku ya Alloh yg Maha Pemberi rahmat).
  2. Wudhu,
  3. Kenakan kain ihram (awas kena wangi-wangian),
  4. Sholat sunnah ihram 2 rakaat (akan dilakukan di masjid Bir Ali/atau di miqat) à Rakaat pertama dianjurkan membaca surat Al Kaafirun dan rakaat ke dua membaca surat Al ikhlas,
  5. Niat umroh à “Nawaitul u’mrata wa ahramtu biha lillahi ta’ala “, (Aku berniat mengerjakan Umrah dan aku berihram dengannya kerana Allah ta’ala),
  6. Membaca talbiah sampai ke makkah/mesjid haram.
“Labbaik Allaahumma labbaik, Labbaika laa syariika laka labbaik. Innal hamda wanni’mata laka wal mulka, laa syariikalak”. Artinya: Aku datang memenuhi panggilan Mu Ya Allah, Aku datang memenuhi panggilan Mu Ya Allah, Aku datang memenuhi panggilan Mu Ya Allah tidak ada sekutu bagi Mu, Aku datang memenuhi panggilan Mu. Sesungguhnya segala puji, ni’mat dan segenap kekuasaan adalah milik Mu, tidak ada sekutu bagi Mu.
Selama berihram kita dilarang untuk:
  1. Untuk pria
  2. Memakai pakaian yang dijahit,
  3. Memakai alas kaki yang menutup mata kaki,
  4. Sengaja menutup kepala sampai menyentuh rambut (kecuali dalam keadaan yang sangat darurat),
    1. Untuk wanita
    2. Menutup telapak tangan,
    3. Menutup muka,
      1. Untuk semua
      2. Memakai wangi-wangian (kecuali yang sudah dipakai sebelum niat ihram),
      3. Memotong kuku, mencukur/mencabut bulu /rambut,
      4. Memburu atau membunuh binatang,
      5. Menikah atau menikahkan,
      6. Bercumbu atau bersetubuh,
      7. Bertengkar, memarahi atau mengucapkan kata-kata yang tidak senonoh/ kotor,
      8. Memotong atau mencabut pohonan di tanah haram.
Jika ada larangan di atas yang dilanggar maka ia harus membayar dam (denda), yakni dari mulai memberi makan fakir sampai menyembelih seekor kambing.
 


Perjalanan darat dari kota Madina menuju ke kota suci Mekkah memakan waktu sekitar 6-7 jam yang sebelumnya didahului dengan mengambil miqat di masjid Bir Ali selama kurang lebih 45 menit. Untuk tata cara umrah itu sendiri terdiri dari beberapa hal yang perlu kita ketahui:
  1. Berihram dari miqat,
  2. Saat memasuki tanah haram (Makkah) membaca doa masuk tanah haram à “Allaahumma haazaa haramuka wa amnuka faharrim lahmii wa daamii wasya’rii wabasyarii ‘alannaari wa aaminii min ‘azaabika yauma tab’asuka ‘ibaadaka waj’alnii min auliyaa ika wa ahli taa’atika” . Artinya: Ya Allah kota ini adalah Tanah Haram Mu dan tempat yg aman Mu, maka hindarkanlah daging, darah, rambut dan kulitku dari neraka. Dan selamatkanlah diriku dari siksa Mu pada hari Engkau membangkitkan kembali hamba Mu dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yg selalu dekat dan taat kepada Mu),
  3.  
  4.  
  5. Memasuki Masjidil Haram disunahkan melalui pintu Babus Salam (gerbang perdamaian/ pintu no.24/ jembatan no.25)
  6. Berdoa masuk Masjidil Haram à “Allohumma antassaalam wa minkassalaam wa ilika ya’uudussalaam fahayyinaa rabbanaa bissalaam wa adkhilnaljannata daarassalaam tabaarakta rabbanaa wa ta ‘aalaita yaadzal jalaali wal ikraami. Allaahummaftahlii abwaaba rahmatika bismillaahi walhamdulillaahi wassalaatu wassalaamu ‘alaa rasulillaah”. Artinya: Ya Alloh Engkau sumber keselamatan dan dari pada Mu lah datangnya keselamatan dan kepada Mu kembalinya keselamatan. Maka hidupkanlah kami wahai Tuhan, dg selamat sejahtera dan masukkanlah kedalam surga negeri keselamatan. Maha banyak ahugerah Mu dan Maha Tinggi Engkau. Wahai Tuhan yg memiliki keangungan dan kehormatan. Ya Alloh, bukanlah untukku pintu rahmat Mu. (Aku masuk masjid ini) dengan nama Alloh disertai dengan segala puji bagi Alloh serta salawat dan salam untu Rosululloh).
  7. Berdoa melihat Ka’bah à “Allaahumma zid haazal baita tasyriifan wata’ziiman watakriiman wamahaabatan wazid man syarrafahu wa azzamahu wa karramahu mimman hajjahu awi’tamarahu tasyriifan wa ta’ziiman wa takriiman wabirran” . Artinya: Ya Allah, tambahkanlah kemuliaan, keagungan, kehormatan dan wibawa pada Bait (Ka’bah) ini. Dan tambahkanlah pula pada orang-orang yg memuliakan, mengagungkan dan menghormatinya diantara mereka yg berhaji atau berumrah dengan kemuliaan, keagungan, kehormatan dan kebaikan.
  8. Thawaf  (mengelilingi Ka’bah 7x). urutan mengerjakan thawaf antara lain:
  • Dilakukan dalam keadaan berwudhu à jika batal saat thawaf maka perbaharui wudhu dan melanjutkan thawaf dari tempat batalnya wudhu/ tidak mengulangi dari awal,
  • Menuju garis start di rukun Hajar Aswad,
  • Berdoa memulai thawaf. Isyarat tangan saat segaris dengan rukun Hajar Aswad, mengecup tangan dan mengucap: “Bismillaahi wallaahu akbar”, Artinya: Dengan nama Allah, Allah Maha Besar,
  • Mengelilingi Ka’bah berlawanan dengan arah jarum jam à berdoa apa saja, dengan bahasa apa saja, berdzikir/ diam saja. Jika Thawaf Qudum (thawaf pertama kali masuk Masjidil Haram) disunahkan bagi laki-laki berlari-lari kecil 3 putaran selanjutnya berjalan biasa. Untuk wanita hanya berjalan biasa,
  • Dalam setiap perjalanan dari Hajar Aswad sampai rukun Yamani membaca “Subhaanallaahi walhamdulillaahi walaa ilaaha illallaahu wallaahu akbaru walaa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil aziim” (Maka Suci Allah, segala puji milik Allah tidak ada Tuhan melainkan Allah, Allah Maha Besar dan tiada daya dan kekuatan melainkan atas pertolongan Allah yang Maha Luhur dan Maha Agung),
  • Disunahkan membaca doa sapu jagad mulai dari rukun Yamani hingga ke rukun Hajar Aswad disetiap putaran. “Rabbanaa aatinaa fiddunyaa hasanatan wa fil aakhirati hasanatan waqinaa azaabannaar. Wa adkhilnal jannata ma’al abraar, yaa”aziizu yaa gaffaaru yaa rabbal ‘alamiin”. Artinya: Wahai Tuhan kami, berkahilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akherat dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka. Dan masukkanlah kami ke dalam surga bersama orang2 yg berbuat baik, wahai Tuhan Yang Maha Mulia, Maha Pengampun dan Tuhan yang menguasai seluruh alam.
7. Setelah thawaf, menutup kedua pundaknya, lalu berdoa di Multazam.
“Allaahumma yaa rabbal baitil’atiiq aatiq riqaabanaa wariqaaba aabaa inaa waummahaatinaa wa ikhwaaninaa wa aulaadinaa minan naari yaa zaljuudi walkaramani walfadli walmanni wal’ataai wal ihsaan”. Artinya: Ya Allah yg memelihara ka’bah ini, merdekakanlah diri kami, bapak ibu kami, saudara2 dan anak2 kami dari siksa neraka, Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang mempunyai keutamaan, kelebihan, anugrah, pemberian dan kebaikan, baikkanlah diri kami, hapuskanlah dosaku, tinggikanlah namaku, perbaiki segala urusanku, bersihkanlah hatiku, terangilah kuburku.
Hikmat thawaf mengajarkan kepada kita untuk:
  • Dekat dengan Alloh dan harus bersinergi untuk mewujudkan kebaikan di jalan Alloh,
  • Berbuat baik walau pun terhimpit namun tetap berdzikir dan memuji Alloh à sesulit apapun harus ingat Alloh,
  • Bergabung dengan hamba/umat-Nya yang lain dalam dzikir, fikir dan ikhtiar untuk menciptakan kebaikan bersama-sama,
Kesalahan yang sering dilakukan dalam thawaf:
  • Memulai thawaf dari sebelum Hajar Aswad dan Rukun Yamani,
  • Berdesak-desakan dan tidak mengelilingi seluruh Ka’bah,
  • Berjalan cepat pada seluruh putaran,
  • Berdesak-desakan untuk mencapai Hajar Aswad,
  • Keyakinan bahwa Hajar Aswad itu memberikan manfaat à ucapan Umar Ra: ..”Sesungguhnya aku tahu pasti bahwa engkau hanya sekedar batu biasa yg tidak mendatangkan mudharat dan manfaat. Seaindainya aku tidak melihat Nabi menciummu tentu aku tak akan menciummu”,
  • Memegang seluruh tembok Ka’bah dan mengusapnya à Nabi tidak memegang Ka’bah kecuali 2 rukun yamani yaitu Hajar Aswad di yamani timur dan rukun Yamani barat,
  • Berjalan membelakangi Ka’bah/ Ka’bah disebelah kanan,
  • Mengkhususkan doa-doa tertentu pada setiap putaran,
  • Mengganggu jamaah lain.
8. Shalat sunah 2 rakaat di Maqam Ibrahim.
  • Wattakhodzu mim maqoomi ibroohiima musholla” . Artinya: Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat), QS. Al Baqarah: 125,
  • Shalat sunah 2 rakaat à pada rakaat pertama setelah membaca surat Al Fatihah, membaca surat Al Kaafirun dan pada raka’at kedua setelah membaca Al Fatihah, membaca surat Al Ikhlas,
  • Mengajarkan bahwa kita berada dibarisan nabi Ibrahim AS,
  • Mengambil barisan tauhid, menarik batas tegas antara kebenaran dan keburukan,
  • Bertekad menghabiskan waktu kita untuk mendukung pihak yg berjuang untuk menegakkan kebenaran, keadilan dan kesejahteraan.
9. Minur air Zamzam. Doanya: “Allohumma innii asyrobuhu mustasyfiyan bihi fasyfinii” . Artinya: Ya Alloh sesungguhnya saya minum air zam-zam dengan harapan mendapatkan kesembuhan, maka berilakan kesembuhan kepadaku (kitab Al-Adzkaar An-Nawawy halaman 183),
  • Mengandung makna bahwa dalam berjuang dijalan Alloh menegakkan keadilan kita juga perlu beristirahat,
  • Ibadah tidak mesti semuanya berisi aktifitas pengabdian, tetapi dapat juga beristirahat untuk memberikan hak kepada tubuh menjadi segar namun dalam kondisi tetap berdzikir.
10. Sa’I (berjalan dari bukit Shafa ke bukit Marwa 7x). Urutannya adalah:
  • Isyarat ke Ka’bah,
  • Menuju bukit Shafa dan Berdoa menjelang sampai bukit Shafa. Membaca doa: “Bismillahirrohmaanirrohiim. Innas safaa walmarwata min sya’aairillah. Faman hajjal baita awi’tamara falaajunaaha ‘alaihi ayyatawaafa bihimaa wamantatawwa’akhairan fa innallaaha syaakirun ‘aliim”. Artinya: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Safa dan Marwah sebagian dari syiar tanda kebesaran Allah. maka barang siapa yg beribadah haji dan umrah ke Baitullah maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sai diantara keduanya. Dan barang siapa yg mngerjakan suatu kebajikan dg kerelaan hati maka sehungguhnya Allah Maha Penerima Kebaikan lagi Maha mengetahui.
  • Berdiri di bukit Shafa dengan menghadap Ka’bah dan berdoa :“Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, walillaahilhamdu. Allaahu Akbar ‘alaama hadaana walhamdulillaahi ‘alaamaa aulaana laa ilaaha illallaahu wahdau laa syarika lahu, lahul mulku walahul hamdu yuhyii wayumitu biyadihil khairu wahuwa’alaa kulli syaiin qadir. Laa ilaaha illallaahu wahdahu lasyarika lah anjaza wa’dahu wanasara ‘abdahu wahazamal ahzaaba wahdah. Laa ilaaha illallaahu walaa na’buduillaa iyaahu mukhilisiina lahuddiina walau karihal kafiruun”. Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Segala puji bagi Allah, Allah Maha Besar atas petunjuk yg diberikan Nya kepada Kami. Segala puji bagi Allah atas karunia Nya yg telah dianugrahkan Nya kepada kami, tiada Tuhan selain Allah. Tidak ada sekutu baginya. Baginya kerajaan Pujian. Dialah yg menghidupkan, mematikan, pd kekuasaan Nya segala kebaikan dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. Tiada Tuhan selain Allah dan tiada sekutu bagi Nya, yg telah menepati janji Nya, menolong hambanya dan menghancurkan musuh2 Nya dengan ke Esaan Nya. Tidak ada Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah kecuali kepada Nya dengan ikhlas walaupun orang2 kafir tidak senang.
  • Berjalan menuju bukit Marwah sambil berdoa/ berdzikir à dalam setiap perjalanan antara Shofa dan Marwah/ sebaliknya membaca “Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahummasta ‘milanii bisunnati nabiyyika wa tawaffanii ala millatihin wa a’idnii min mudillaatil fitani” (Ya Allah, bimbinglah kami untuk beramal sesuai dengan sunnah Nabi Mu dan matikanlah kami dalam keadaan Islam dan hindarkanlah kami dari fitnah/ ujian yg menyesatkan).
  • Doa dari bukir Shafa ke pilar hijau: “Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar kabirraa walhamdulillaahi kasiiraa. Wasubhaanallaahil’aziimi wabiham dihil kariimi bukratwwa asilla. Waminal laili fasjud lahu wasabbdih hi lailan tawilaa. Laa ilaaha illallaahuu wahdah anjaza wa’dah. Wanasara ‘abdah wahazamal ahzaaba wahda. La syai a qablahu wala ba’dahu. Yuhyi wayumiitu wahuwa hayyun daa imun laayamuutu walayafuutu abadaa. Biyadihil khairu wailaihil masiir. Wahuwa’alaa kulli syai in qadiir”. Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dengan segala kebesaran Nya. Segala puji bagi Allah Yang Maha Agung dengan segala pujian yang tidak terhingga. Maha Suci Allah dengan segala pujian diwaktu pagi dan petang. bersujud dan bertasbihlah pada Nya sepanjang malam. Tiada Tuhan selain Allah yg menepati janji Nya membela hamba Nya dan menghancurkan musuh2 Nya dengan Keesaan Nya. Dialah ygn menghidupkan dan mematikan dan Dia Maha Hidup Kekal. hanya ditangan Nya lah terletak kebajikan dan kepada Nyalah tempat kembali dan hanya Dialah yang Kuasa atas segala sesuatu.
  • Lari-lari kecil bagi pria diantara dua lampu hijau sambil membaca doa: “Rabbigfir warham wa’fu watakarram watajaawaz’ammaa ta’lam, innaka ta’lamu maalaa na’lam. Innaka antallaahul a’azzul akram”. Artinya: Ya Allah ampunilah, sayangilah, maafkanlah, bermurah hatilah dan hapuskanlah apa2 yg Engkau ketahui dari dosa kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui apa2 yg kami sendiri tidak tahu. Sesungguhnya Engkau Y Allah Maha Tinggi dan Maha Pemurah.
  • Dari lampu hijau ke bukit Marwah berdoa apa saja. Ya Allah bebaskanlah kami dari api siksa api neraka dalam keadaan selamat, beruntung, bahagia, jadikanlah kami orang2 shaleh yaitu orang yg kau beri nikmat dari golongan Nabi, orang2 jujur, para syuhada. Tiada Tuhan selain Allah yg kami sembah.
  • Doa ketika mendekat di bukut Marwa: “Innas safaa walmarwata min sya’aairillah. Faman hajjal baita awi’tamara falaajunaaha ‘alaihi ayyatawaafa bihimaa wamantatawwa’akhairan fa innallaaha syaakirun ‘aliim”.  Artinya: Sesungguhnya Safa dan Marwah sebagian dari syiar tanda kebesaran Allah. maka barang siapa yg beribadah haji dan umrah ke Baitullah maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sai diantara keduanya. Dan barang siapa yg mngerjakan suatu kebajikan dg kerelaan hati maka sehungguhnya Allah Maha Penerima Kebaikan lagi Maha mengetahui.
    • Berdiri di bukit Marwah dengan menghadap Kab’bah berdoa,
    • Doa dari Marwa ke Shafa:
      • Allah Maha Besar, Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa. Aku memohon ampunilah dosa2 kami dosa istri dan anak2 kami, dosa kedua orang tua kami, dosa saudara2 kami, kuatkanlah iman kami, hapuskanlah kesalahan2 kami, wafatkanlah kami dalam Islam dan dalam keadaan terbaik. Berikanlah kami apa yg telah kau janjikan dan jangan Kau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak pernah menyalahi janji.
      • Ya Allah sucikanlah hati kami, ikhlaskanlah ibidah kami, jauhkan kami dari segala marabahaya dan segala godaan setan yg terkutuk.
      • Ya Allah tambahkanlah kami ilmu pengetahuan dan berikanlah aku hidayah dan rahmat di sisi Mu.
      • Ya Allah periharalah pendengaranku, pengelihatanku, lapangkanlah dadaku, berilah cahaya dalam hati, telinga dan penglihatanku,
      • Ya Allah aku berlindung kepada Mu dari ahzab kubur,
      • Ya Allah jauhkanlah aku dari kekafiran dan kefakiran,
      • Ya Allah mudahkanlah segala urusan duniaku, aku berlindung kepada Mu dari segala keraguan,
      • Ya Allah jauhkanlah diriku dari segala kejahatan dunia,
      • Ya Allah jauhkanlah aku dari perbuatan fasiq, kufur dan durhaka,
      • Ya Allah akhiri ajal kami dengan bentuk yang baik, baikkanlah semua amalan kami,
      • Ya Allah maafkanlah segala kesalahan kami, tolonglah kami untuk taat dan selalu bersyukur,
  • Diulang mulai langkah ke 4: Shafa-Marwah = 4 kali dan Marwah-Shafa = 3 kali .
Hikmah Sai:
  • Umur akan bermakna jika diisi dengan usaha,
  • Usaha yang dimulai dari kesucian hati menuju kemenangan gemilang yang bertabur doa,
  • Sebaik-baiknya usaha adalah yang didahului dengan doa.
11. Tahalul (mencukur rambut). Membaca doa: “Allaahummaj’al likulli sya’ratin nuuran yaumal qiyaamah”. Artinya:Ya Alloh jadikanlah untuk setiap helai rambut (yg aku gunting) cahaya pada hari kiamat,
  • Memotong sebagian rambut,
  • Wanita à digunting ujung rambut,
  • Pria à digundul yang utama atau dipendekkan secara merata,
12. Sholat dua rakaat di hijir ismail, dapat dilakukan sebelum atau setelah sai.
Lokasi-lokasi penting di sekitar kota Makkah:
Tempat miqat dan sekitarnya:
Tempat-tempat bersejarah di kota Mekkah:
  • Dar Maulid: tempat Rasulullah dilahirkan. 100 m timur laut bukit Marwah. Sekarang digunakan sebagai perpustakaan,

  • Jabal Qubais: ada yg mengatakan makam ibu Hawa,
  • Dar St Khadijah: rumah tempat Rosulullah dan Siti Khadijah tinggal serta tempat turunnya wahyu QS Al Mudatsir 1-8,
  • Hijir Ismail: tempat mustajab untuk berdoa. Bekas rumah nabi Ibrahim AS,
  • TPU Ma’ala: 600 m utara majidil haram. Tempat makam Siti Khadijah, Qasim bin Muhammad (putra Rosul), Abdul Muthalib dan Abu Thalib,
  • Masjid Abu Bakar: selatan masjidil haram. Rumah Abu Bakar RA dan A’isyah RA,
  • Ji’ranah: tempat miqat tertinggi. 16 km timur laut masjidil haram. Terdapat sumur Bir Toflah hasil pemukulan tongkat Rasul ketika kehabisan air sepulang dari perang Hunain. Diambil dari nama wanita yg merawat masjid ini

  • Masjid Jin: berada di Ma’la utara masjidil haram. Tempat sekelompok jin mendengar Rosul membaca Qur’an saat shalat subuh lalu mereka masuk islam. Diabadikan dalam QS Jin,
  • Masjid Ar Rayyah: tempat Rosul bermalam sebelum menaklukan Mekkah,
  • Masjid St A’isyah: berada di Tan’im di tepi jalan Makkah-Madinah. Sebagai tempat miqat. Berawal saat A’isyah berhalangan sewaktu haji wada dan thawafnya tertunda. Maka Rosul memerintahkan Abdullah bin Abu Bakar (kakaknya) untuk menemaninya berihram di masjid ini. Untuk menuju masjid ini anda dapat menggunakan taxi yang berada di samping hotel Intercon dengan membayar 10 real per orang PP,

  • Batas Haram: tempat nabi Adam berdoa kepada Alloh untuk diselamatkan dari godaan iblis. Alloh menurunkan malaikat untuk menjaga daerah tersebut ditandai dengan “tugu batas haram”. Non muslim dilarang melewati batas ini (QS At Taubah:28),
  • Gua Hira: berada di Jabal Nur, 5 km timur laut Makkah. Tempat turunnya wahyu pertama,
  • Gua Tsur: berada di Jabal Tsur, 7 km tenggara masjididl haram menuju Thaif. Tempat Rosul dan Abu Bakar bersembunyi dari kejaran musyrikin saat hijrah ke madinah (QS At Taubah: 40),
  • Muhasir: berada antara Mina-Musdalifah. Tempat dihancurkannya pasukan bergajah Abrahah oleh burung Ababil (QS Al Fiil),
  • Jabal Rahmah: berada di Arafah, 25 km timur masjidil haram. Tempat dipertemukannya nabi Adam dan Siti Hawa,

  • Jabal Qurban: terletak diantara Mina-Musdalifah. Tempat nabi Ibrahim melaksanakan perintah Alloh menyembelih anaknya nabi Ismail AS,
  • Masjid Namirah: berada di Arafah yg sebagian berada di batas luar arafah. Hanya dipakai 1 tahun sekali ketika musim haji,
  • Musium Haramain: barat laut masjidil haram. Tempat menyimpan koleksi benda bersejarah dari Mekkah dan madinah.
Sebelum meninggalkan kota Makkah jangan lupa melakukan thawaf wada atau thawaf perpisahan.
  • Tawaf wada dilakukan sesaat sebelum meninggalkan makkah.
  • Sama seperti tawaf umroh, tawaf wada juga dilakukan sebanyak 7 putaran,. Yang membedakan dengan tawaf umroh adalah niatnya.
  • Tawaf wada tidak menggunakan ihram. Tapi tetap harus dalam keadaan wudhu.
  • Bacaan dalam tawaf wada sama dengan bacaan tawaf lainnya.
  • Setelah selesai tawaf, sangat dianjurkan untuk berdoa di depan multazam. Pada intinya, doa yang diucapkan berisi antra lain, mohon ampunanan, bersyukur bahwasanya kita sudah diberi kesempatan mengunjungi rumahNya, memohon agar kunjungan kita ini bukan kunjungan yang terakhir dan kita mohon agar diundang lagi oleh-nya. Kita juga dapat berdoa agar Allah juga mengundang keluarga, sahabat, kenalan kita yang lain. Akhirnya kita mohon agar diberi keselamatan di perjalanan hingga sampai dirumah lagi.
  • Selesai berdoa, langsung kita keluar dari mesjid haram dan tidak lagi masuk ke mesjid haram.
  • Bagi wanita yang sedang haid dan tidak/belum berhenti, karena tidak bisa masuk mesjid, dianjurkan agar berdiri dihalaman mesjid dan usahakan melihat kaabah dari luar, kemudian membaca do’a
Perjalanan terakhir di Kota Jeddah
Tibalah hari kepulangan kami yang diawali menuji kota Jeddah. Di kota Jeddah (kota nenek) tidak banyak yang berbeda dibandingkan 7 tahun lalu. Tempat-tempat yang dikunjungi tetap sama seperti masjid terapung dan daerah pertokoan disekitar Balad. Di balad ini hampir semua toko mendeklarasikan dirinya murah.
Kami sempat melaksanakan shalat jumat di masjid Qisos, yaitu masjid tempat dilakukannya eksekusi mati bagi para terpidana mati dengan dipancung.
Saudara-saudaraku, banyak yang ingin sekali segera berhaji dan umrah, namun belum berkeinginan atau tidak melayangkan permintaan dan doa kepada Allah, Yang Memiliki Ka’bah. Mari kita sama-sama berdoa agar dapat dipanggil dan terpanggil untuk memenuhi undangan NYA pergi haji dan umrah. Kalau bisa doanya jangan tanggung-tanggung, sebut saja sekalian supaya bisa pergi haji dan umrah sekeluarga, dan bisa pula membiayai orang lain berhaji dan umrah. Aamiin YRA.
Jadilah tamu-tamu Allah, kuatkan niat dan berdoa agar dimudahkan dalam proses Umroh/Haji :
“Allahumma baligrna makkata walmadinata liziaroti haromika waharomi nabiika muhammadin shollallahu alaihi wasallam yusran la usran wa ala shihhati wal’afiati wassalamati wannajahi birohmatika ya arhamarrohimin.”. Artinya:  Ya Allah, sampaikanlah kami ke Mekkah dan Madinah untuk berziarah ke tanah Harammu dan tanah Haram NabiMu, Muhammad SAW dalam keadaan sehat wal’afiat, sejahtera & keberhasilan dengan RahmatMu, wahai yang maha memiliki rahmat.
Amiin. YRA
Jakarta-Madina-Mekkah-Jeddah, 23-31 Maret 2012
Setelah membaca doa ini, bayangkan dan visualisasikan diri anda (kita) sedang mengerjakan umrah, ( urutannya dari berangkat hingga pulang ) yakinkan diri kita, Insya Allah dijabah.

Allah selalu memanggil kita, kemudian kita menjawabnya…”Labbaik Allahumma Labbaik”, artinya adalah kami memenuhi dan akan melaksanakan perintah-Mu ya Allah… “Labbaika la syarika laka labbaik”, artinya tiada sekutu bagi-Mu dan kami insya Allah memenuhi panggilan-Mu….”Inna al hamda wa an ni’mata laka wa al mulka la syarika laka”, artinya sesungguhnya segala pujian, nikmat dan begitu juga kerajaan adalah milik-Mu dan tidak ada sekutu bagi-Mu. Bererapa hadits keutamaan Umrah yang saya ambil dari beberapa sumber:
Diantara umroh dengan umroh menjadi penghapus dosa antara keduanya dan haji yg mabrur ganjarannya adalah syurga (HR. Al Bukhari),
Lakukan haji dan umroh beriringan karena keduannya menghapuskan kemiskinan dan dosa seperti hilangnya karat dari besi, emas dan perak (HR. At Tirmidzi),
Doa orang yang berperang fisabilillah, orang yg berhaji, orang yg ber umroh adalah duta-duta Alloh, doa mereka dikabulkan, permohonan mereka diluluskan (HR. Ibnu Majah),
Ibadah umrah tentunya akan dilaksanakan di Masjidil Haram yang berada di kota suci Makkah. Waktu pelaksanaannya pada umumnya ba’da subuh atau ba’da Isya. Ibadah umrah dibagi menjadi dua ada yang bersifat sunah  yang bisa dilaksanakan kapan saja, adapula yang bersifat wajib merupakan satu paket dengan badah haji. Kata umrah sendiri berasal dari akar kata ‘umr yang berarti usia. Maknanya adalah:
Menetapkan tujuan artinya bahwa usia harus memiliki tujuan. Disebutkan dalam QS 23:115 yang artinya “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami ?
Berziarah artinya bahwa umur yang kita jalani ini hakikatnya adalah satu kunjungan ke muka bumi, dan merupakan tempat transit sebelum ke akherat,
Meramaikan artinya bahwa usia yg sedang kita jalani kakekatnya adalah kesempatan untuk turut memakmurkan bumi  dengan kebaikan. Disebutkan dalam QS 11:61 yang artinya “Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan  kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (do’a hamba-Nya).”
Sehingga secara garis besar ibadah umroh dapat dimaknai bahwa dalam menjalani usia yang telah dituliskan Allah dalam lauh Mahfudz Nya kita perlu menetapkan tujuan hidup, kemudian singgah berziarah di muka bumi Allah, dan kemudian diwajibkan untuk meramaikan atau memakmurkannya.
Allah sudah menyebarluaskan undangan ini kepada seluruh umat manusia, namun hanya sebagian saja yang merasa terpanggil. Meskipun dari segi finansial kemampuan untuk kesana sudah ada, undangan pun sudah ada, namun kemauan untuk berangkat belum tentu ada. Padahal untuk berada disana tidak perlu menggunakan pakaian yang mewah hanya sederhana saja menggunakan 2 helai kain tanpa dijahit. Berbeda dengan undangan-undangan kawinan, dimana kita mesti menyiapkan segala sesuatunya dengan baik dan rapi.
Yaa Robb hambamu ini benar-benar sudah berada jauh dari frekuensimu. Saya pun merasakan hal yang sama. Meskipun akhirnya saya sadari bahwa jika Allah sudah memberi undangan, kemudian kita menjawabnya dan pada saat itu kita berada pada frekuensi yang sama maka Insya Allah segala rintangan dan hambatan terasa mudah dilalui dan pasti ada saja jalannya.
“Bismillahahi aamantu billaahi tawakaltu ‘alallaahi laa haula walaaquawwata illaa billaahil ‘aliyyil Aziim”
Artinya: Dengan nama Alloh aku beriman kpd Alloh berserah diri kepada Nya, tidak ada daya utk mendapatkan manfaat dan tidak ada kekuatan utk menolak kejahatan kecuali dengan pertolongan dari Alloh yg Maha Luhur lagi Maha Agung.
Kemudian setelah di atas kendaraan berdoalah:
“Bismillaahi majraahaa wamursaahaa inna rabbiilagafuururrahiim, wamaa qadarullaaha haqqa qadrihii walardujamii’an qabdatuhuu yaumal qiyaamati wassamaawaatu  matwiyyaatun biyamiinihii subbhaanahu wata’aalaa ‘ammaa yusrikuun”
Artinya: Dengan nama Allah diwaktu berangkat dan berlabuhnya, sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yg semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman Nya pada hari kiamat, dan langit digulung dengan kekuasaan Nya. Maha Suci Allah dan maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.
Setelah itu ketika kendaraan mulai bergerak jangan lupa untuk berdoa:
“BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIM. ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR. SUBHAANALLADZII SAKHKHARA LANAA HAADZAA WAMAA KUNNAA LAHUU MUQRINIIN. WA INNAA ILAA RABBINAA LAMUNQALIBUUN. ALLAAHUMMA INNAA NAS ALUKA FIl SAFARINAA HAADZA, ALBIRRA WATTAQWAA, WAMINAL ‘AMALI MAA TARDHO. ALLAAHUMMA HAWWIN ‘ALAINAA SAFARANAA HAADZAA WATHWI ANNAA BU’DAH. ALLAAHUMMA ANTAS SHAAHIBU FISSAFARI WAL KHALIIFATU FIL AHLI. ALLAAHUMMA INNII A’UUDZUBIKA MIN WATSAAIS SAFARI WAKA ‘AABATIL MANZHORI ‘WASUU ILMUNQALABI FIL MAALI WAL AHLI”

Artinya: Dengan memohon pertolongan Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Maha Suci Allah yang menganugerahi kami kemampuan memanfaatkan (kendaraan) ini, sedang kami sendiri (tanpa pertolonganNya) tidak mampu menguasainya. Sesungguhnya hanya kepada Tuhan kita, kita pasti akan kembali. Ya Allah, kami bermohon kepada-Mu, anugerahilah kami dalam perjalanan ini, kebajikan dan ketaqwaan, serta usaha yang Engkau ridhai Ya Allah, mudahkanlah perjalanan ini bagi kami dan perpendeklah jaraknya. Ya Allah, Engkaulah teman dalam perjalanan, dan Engkau pula Pelindung bagi keluarga. Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari kesulitan perjalanan, kesuraman pandangan, serta bencana menyangkut harta dan  keluarga.

Cerita Seorang Sahabat bersama istrinya yang tercinta Yang Menunaikan Panggilan Allahdi tanah Suci



Kami berangkat pada hari Jum’at 23 April sore hari menggunakan pesawat Saudi Arabia Boeng 747 dengan kapasitas 480 penumpang yang Subhanallah full booked oleh 99% orang Indonesia. Dan hebatnya lagi pesawat ini sampai melakukan penerbangan 2 kali sehari ke Indonesia. Rute perjalanan kami rencananya adalah Jakarta-Jeddah-Madinah-Mekkah-Jeddah-Jakarta yang akan diselesaikan selama 9 hari.
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa pada umumnya rute perjalanan umroh setibanya di bandara King Abdul Aziz Jeddah sekitar jam 10 malam hari waktu Jeddah, kalau tidak menggunakan rute 1-2-3, 3-2-3 atau 3-2-1. Kali ini rute yang akan kami lalui adalah 1-2-3 (Jeddah, Madina dan Mekkah).



Bandara King Abdul Aziz Jeddah yang saya temui saat ini sudah jauh berbeda dengan 7 tahun lalu (tahun 2005). Bandara ini sudah jauh lebih moderen dan rapi. Proses antrian untuk penyelesaian passport dan loading barang juga sudah berjalan dengan rapi, tertib dan tidak membutuhkan waktu lama. Mungkin juga suasana umroh sangat berbeda dengan haji yang jumlah frekuensi penerbangannya pun tentu jauh lebih padat.
Setelah melalui proses imigrasi, para jamaah menuju ke tempat pemberhentian bus yang berada tidak jauh dari bandara. Di terminal ini telah berjajar bus-bus besar yang akan membawa para jamaah menuju Madina atau Mekkah. Perjalanan darat dari Jeddah ke Madina akan ditempuh dalam  waktu 6-7 jam, sehingga kami akan tiba di kota Madina sekitar pukul 6 keesokan harinya. Karena waktu tidak memungkinkan lagi untuk bisa mencapai kota Madinah sebelum subuh, maka kami terpaksa melaksanakan shalat subuh disalah satu masjid menjelang check point sebelum memasuki kota tempat hijrah Nabi tersebut.

Perjalanan di kota Madina


Sekitar pukul 07.00 kami memasuki kota Madina al Munawarah, kota suci kedua umat Islam tempat hijrah Rosulullah dimana beliau dimakamkan. Tak lupa ketika memasuki kota ini kamipun membaca doa:
“Allahumma haadzaa haramu raasulika  faj’alhulii  wi qaayatan  minannari wa amaanatan minal ‘adzaabi wa suu il hisaab”
Artinya: Ya Allah negeri ini adalah tanah haram Rosul Mu Muhammad, maka jadikanlah penjaga bagiku dari api neraka, aman dari siksa dan buruknya hisab.
Kami menginap di hotel Mubarok Al madina yang berjarak sekitar 150 meter dari masjid Nabawi. Subahanllah hotel ini begitu padatnya. Mungkin hanya di kota inilah ada hotel dengan ocupancy rate 100% disepanjang tahun, dengan pelayanan standar hotel berbintang 4 Arab Saudi yang tidak bisa dibandingkan dengan pelayanan hotel di negara kita. Karena apa pun ceritanya semua tamu harus ssabar dan bersyukur memperoleh tempat penginapan untuk beribadah. Karena memang pada dasarnya hotel hanyalah tempat untuk sekedar menginap bukan tempat tujuan utama. Jadi apa pun bentuknya kita harus bersabar dan bersyukur sudah diberi kesempatan oleh Nya untuk dapat hadir disana.



Tempat uujuan utama ketika berada di kota Madina adalah tentunya masjid Nabawi yang disebutkan dalam salah satu hadits bahwa bila sholat di sini pahalanya sama dengan 1.000 kali dibandingkan shalat di tempat lain. “Shalat di masjidku ini [Masjid Nabawi] lebih utama 1.000 kali dibanding shalat di masjid lainnya kecuali di Masjidil Haram dan shalat di Masjidil  Haram lebih utama 100.000 kali shalat daripada masjid lainnya.” [HR Ahmad Ibnu Huzaimah dan Hakim] . Dan tentunya di dalam masjid tersebut terdapat makam Rosulullah dan tempat mustajab untuk berdoa yaitu Raudhoh. Tak heran maka dikedua lokasi masjid ini selalu dipenuhi oleh jamaah yang rela berdesak-desakan mengantri untuk memperoleh kesempatan berziarah dan beribadah di raudhoh.
Tempat-tempat bersejarah di kota Madina:

1. Masjid Nabawi.


Didirikan tahun 622 M atau tahun pertama hijriah, setelah Nabi hijrah dari Mekah ke Madinah. Pembangunan mihrab dilakukan setelah memindahkan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram di Mekah tahun 2 H. Didalamnya terdapat Raudhah yaitu tempat yang paling makbul untuk berdoa, seperti sabda Rasulullah Saw, “Antara rumahku dengan mimbarku adalah Raudhah di antara taman-taman surga” (diriwayatkan 5 ahli hadits). Sebelum masuk masjid Nabawi sebaiknya membaca doa:
“Allahumma shalli wasallaim ‘alaa syaidina Muhammadin wa’alaa aali syaidina Muhammadin. Waghfirlii dzunuubii waf tahlii abwaaba rahmatik“. Artinya: Ya Allah limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan pada junjungan kami Nabi Muhammad Saw dan keluarganya.Ampunilah dosaku dan bukakanlah untukku pintu2 rahmat Mu.
Ketika berada di makam Rosul maka sampaikanlah salam:
“Assalamu ‘alaika yaa Rosulullah wa rahmatullah wa barokatuh. Assalamu’alaika yaa Nabiyallah. Assalamu’alaika ya Habiballah“. Artinya: Salam Sejahtera atasmu wahai Rasulullah. Rahmat Allah dan berkah-Nya untukmu. Salam sejahtera atasmu wahai Nabiyullah. Salam sejahtera atasmu wahai Kekasih Allah.
Kemudian sampaikan salam di makam khalifah Abu Bakar;
“Assalamu ‘alaika yaa khalififata rosuulillahi. “Assalamu ‘alaika yaashoohibu rosuuliillaahi fiil ard. “Assalamu ‘alaika yaa man ‘anfaqo malahu kullahu fii hubbillaahi wa hubbi rosuulili“. Artinya: Salam sejahtera padamu wahai khalifah Rasulullah, selamat sejahtera padamu wahai teman Rasulullah dalam gua, selamat sejahtera padamu wahai orang  yg dermakan semua hartanya karena cinta kepada Allah dan rosul Nya. Semoga Allah membalas dengan sebaik-baiknya.
Dilanjutkan dengan sampaikan salam di makam Khalifah Umar:
“”Assalamu ‘alaika yaa muth hirol islaam. “Assalamu ‘alaika yaa faaruuq.” Artinya: Salam sejahtera padamu wahai penyebar islam. Salam sejahtera padamu wahai pemegang kebenaran. Semoga Allah melimpahkan rahmat Nya kepadamu.
Denah Masjid Nabawi dan sekitarnya:



Denah tiang dalam masjid Nabawi (Sumber: https://abinyailham.wordpress.com/2010/09/28/denah-masjid-nabawi/)


 Author by Imtiaz Ahmad M. Sc., M. Phil. (London), translated by Ir. H. Ismail Umar and Hj. Titie Wibipriatno,
Beberapa ahli sejarah telah menggambarkan ruangan dalam Masjid Nabi SAW. Misalnya Syaikh Dehlawi (958 H – 1052 H) telah menuliskan dengan detail ruangan berikut dalam bukunya “Sejarah Madinah”. Penomoran berikut sesuai dengan nomor pada denah Masjid yang terdapat pada akhir buku ini.
Keterangan:
TIANG DUTA/UTUSAN: Nabi SAW menggunakan tempat ini untuk menemui para utusan yang datang. Beberapa Sahabat terkemuka duduk disekitar beliau selama pertemuan berlangsung.
TIANG PENGAWAL: Menjadi tempat berdiri para pengawal Nabi SAW. Matori berkata, “Pintu rumah Aisyah RA berhadapan dengan tiang ini, dan Nabi SAW melalui pintu ini menuju ke Masjid Nabawi.”
TIANG TEMPAT TIDUR: Abdullah bin Umar RA bercerita, “Nabi SAW menggunakan tempat ini sebagai tempat tidur beliau selama I’tikaf.
TIANG ABU LUBABAH: Tertulis padanya. Seperti disebutkan dalam tafsir Ibnu Katsir, Nabi SAW bermaksud untuk menghukum bani Quraizzah (sebuah suku Yahudi) atas pengkhianatannya kepada Nabi SAW. Abu Lubabah RA ditunjuk sebagai penengah. Dia secara tidak sengaja membocorkan rahasia Nabi SAW kepada suku Yahudi itu. Abu Lubabah segera menyadari kesalahannya dan mengikat dirinya sendiri pada tiang ini, hingga Allah SWT menerima taubatnya. Setelah tujuh hari, Nabi SAW menerima wahyu mengenai diterimanya taubat Abu Lubabah dan melepaskan ikatanya dengan tangan beliau sendiri. Al Qur’an, Surat Al Anfal, Ayat 27 – 28 diwahyukan untuk meberikan kepada kita sebuah pelajaran. Yakni mengkhianati kepercayaan adalah sebuah kesalahan yang sangat fatal bagi para Sahabat Nabi SAW, sehingga mereka melakukan tindakan yang luar biasa untuk memperbaiki kesalahannya.
TIANG AISYAH: Tabrani menyebutkan Aisyah RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Ada tempat yang sangat penting di dalam Masjid Nabawi yang mulia, jika seorang mengetahuinya, mereka akan mengadakan undian untuk mendapatkan kesempatan agar bisa shalat di sana”. Suatu hari para Sahabat bertanya kepada Aisyah RA tentang tempat ini. Beliau menolak untuk memberitahukan tempat tersebut. Akhirnya para Sahabat pergi, sedangkan Aisyah RA masih bersama dengan keponakannya Abdullah bin Zubair RA. Belakangan para Sahabat memperhatikan bahwa Abdullah bin  Zubair RA melakukan shalat dekat dengan tiang Aisyah. Para Sahabat meyakini bahwa Aisyah RA memberitahukan tempat tersebut secara rahasia kepada keponakannya. Nabi SAW pernah mengimami shalat dari titik ini selama beberapa hari setelah perubahan qiblat dari Masjid Al Aqsa ke Ka’bah di Makkah. Belakangan, beliau selalu mengimami shalat dari titik  yang sekarang dikenal sebagai Mihrab Nabawi As Syarif.
TIANG MUKHALLAQAH: Jabir RA meriwayatkan seperti disebutkan dalam hadits Buhari, “Nabi SAW bersandar pada sebatang pohon kurma (yang awalnya terletak pada tempat dimana tiang ini berada) ketika melakukan khutbah Jumat, kaum Ansar dengan hormat menawarkan pada Nabi SAW, kami dapat membuat sebuah mimbar untukmu, jika engkau menyetujuinya”. Nabi SAW menyetujuinya dan sebuah mimbar yang terdiri dari 3 anak tangga dibangun. Ketika Nabi SAW duduk di atas mimbar ini untuk berkhutbah, para Sahabat mendengar batang pohon kurma itu menangis seperti anak kecil. Nabi SAW mendekati pohon yang sedang menangis ini dan kemudian memeluknya. Pohon ini lalu tenang setelah sebelumnya terisak-isak seperti onta betina. Pohon kurma tersebut menangis karena ia tidak digunakan lagi untuk mengingat Allah SWT. Sejak itu batang pohon tersebut diberi sejenis pewangi yang disebut Khaluq. Dan kemudian, tiang dimana pohon kurma itu dulu berada, dikenal dengan sebutan tiang Mukhallaqah.
MIHRAB NABAWI: Tidak ada mihrab di dalam Masjid Nabawi selama periode pemerintahan Nabi SAW dan empat Khalifah yang pertama. Pada tahun 91 H, Umar bin Abdul Aziz pertama kali melakukan shalat di sini di dalam sebuah bentuk mihrab. Jika kita berdiri di dalam mihrab ini dan melakukan shalat, tempat sujud kita akan terletak di tempat dimana kaki Nabi SAW berpijak. Dinding tebal mihrab ini menutupi tempat sujud Nabi SAW yang sebenarnya.
MIHRAB USTMANI: Khalifah Utsman RA mengimami shalat di tempat ini. Sekarang, Imam Masjid Nabawi juga mengimami shalat di sini. Umar bin Abdul Aziz kemudian membangun sebuah mihrab di sini.
MIHRAB HANAFI: Sebelumnya Imam shalat dari empat Mazhab (Hanafi, Syafi’i, Maliki, dan Hambali) mengimami shalat di Masjid Nabawi secarah terpisah pada waktu yang sedikit berbeda dan tempat yang berbeda. Imam Hanafi mengimami shalat pada tempat ini. Namun kini, hanya satu shalat berjamaah yang diselanggarakan di Masjid Nabawi, yang dipimpin oleh Imam dari Mazhab Hambali. Hal ini berlaku sejak kekuasaan dipegang oleh Pemerintahan Saudi.
MIHRAB TAHAJUD: Nabi Muhammad SAW melakukan shalat tahajjud di tempat ini.
MIMBAR: Seperti disebutkan dalam hadits Bukhari Muslin dan diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda “Antara rumahku dan mimbarku adalah salah satu taman dari taman-taman surga dan mimbarku akan berada di telaga Kautsar pada hari Kiamat”. Berbagai pemerintahan muslim mengirimkan mimbar untuk Masjid Nabawi dari waktu ke waktu. Mimbar yang ada sekarang, dikirim oleh Sultan Murad ke-3 dari Dinasti Usmani pada tahun 998 H.
TEMPAT MUAZZIN: Tempat ini, berupa balkon segi empat, terletak di sebelah Utara Mimbar Nabi. Tempat ini selain sebagai tempat adzan juga sebagai tempat shalat muadzin dan untuk menguatkan suara takbir pada shalat lima waktu.
PANGGUNG DISEKITAR TEMPAT TAHAJJUD: (tidak ada keterangan – pent.)
PANGGUNG TEMPAT PETUGAS KEAMANAN: Jika kita memasuki Masjid Nabawi dari Bab Jibril, panggung ini akan berada di sebelah kanan. Dibangun oleh Sultan Nuruddin Zanki. Panggung ini sebenarnya bukanlah tempat dari Ahlu Suffah, seperti perkiraan banyak peziarah.
TEMPAT AHLU SUFFAH: Suffah berarti tempat berteduh. Sahabat Nabi yang miskin dan tidak memiliki rumah, bertimpat tinggal di Suffah. Di sini mereka mendapat pendidikan tentang Islam dan mengamalkannya. Jika kita berjalan dari tiang Aisyah berlawanan dengan arah qiblat, Suffah berada setelah tiang ke-5. Namun setelah Nabi SAW memperluas Masjid pada tahun ketujuh Hijriah, Suffah dipindah sekitar sepuluh meter kea rah Timur, seperti yang tergambar pada denah Masjid Nabawi.
BAB (PINTU) BAQI’: Pintu ini berhadapan dengan Bab Salam.
BAB (PINTU) JIBRIL: Terletak di bagian Timur, disebut juga Bab Nabi, karena beliau selalu masuk melalui pintu ini. Adapun alasan penyebutan Bab Jibril adalah sebuah riwayat dari Aisyah RA, “Ketika Nabi SAW pulang dari Khandaq, dan meletakkan senjata kemudian mandi, Jibril AS mendatangi Beliau seraya berkata, ‘Engkau meletakkan senjatamu?, demi Allah kita belum (bisa) meletakkan senjata, pergilah menuju mereka’, Nabi SAW berkata, ‘kemanakah?’, Jibril AS menjawab, ‘ke sini’, dia menunjuk Bani Quraizzah. Maka Nabi SAW keluar menuju mereka.
BAB (PINTU) NISA: Pintu ini dibuka oleh Umar ibn Khattab tahun 12 H. Beliau mengatakan, “Alangkah baiknya kalau pintu ini dikhususkan untuk wanita”.
BIR (SUMUR) HA: Jika kita memasuki Masjid dari bagian paling kiri dari Bab Fahd, sumur ini berlokasi sekitar15 meter ke dalam Masjid dan ditandai dengan 3 lingkaran. Nabi SAW terkadang mendatangi sumur ini dan meminum airnya. Sumur dan taman yang mengelilinginya dimiliki oleh Abu Talhah. Ketika dia mendengar ayat 92 surat Ali Imran yang berbunyi: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”. Abu Talhah RA segera mengimfakkan taman ini karena mengaharapkan Ridha Allah SWT. Inilah contoh bagaimana para Sahabat berekasi terhadap ayat-ayat al Qur’an dan secara spontan langsung mengerjakan perintah Allah dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati.
BAB (PINTU) SALAM: Umar ibn Khattab RA membuka pintu ini yang terletak di tembok Masjid bagian Barat, ketika dilakukan perbaikan Masjid tahun 12 H. Dinamakan Bab as Salam karena letaknya sejajar dengan tempat penghormatan berupa salam kepada jasad Rasulullah SAW.
RUMAH ABU BAKAR RA: Jika kita berjalan dari mimbar melalui Bab Siddiq, rumah ini berlokasi setelah tiang ke-5 sejajar dengan Bab Siddiq. Suatu hari Nabi SAW bersabda, “Semua pintu rumah-rumah yang terbuka langsung ke dalam Masjid harus ditutup kecuali pintu rumah Abu Bakar”. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa Abu Bakar RA akan menjadi khalifah pertama
2. Makam Rosulullah SAW
Denah makam Rosulullah SAW (Sumber: http://hoeda.web.id/)

 Keterangan:
Makam Rasulullah Saw
Makam Sy. Abu Bakar as Shiddiq
Makam Sy. Umar ibn Khaththab
Tempat yang menurut suatu riwayat disediakan untuk Nabi Isa AS, ada 2 kemungkinan yaitu berada luruh dengan Rasulullah saw atau berada dibelakang Sy Umar ibn. Khaththab
Tempat peristirahatan Siti Aisyah ra.
Tempat kedatangan malaikat Jibril ketika menyampaikan wahyu kepada Rasulullah saw.
Dinding kamar Siti Aisyah, yang dibengun sendiri oleh Rasulullah saw, hingga saat ine tembok tersebut masih berdiri kokoh
Dinding makam berbentuk segilima, yang dibangun oleh Umar ibn Abd Aziz, agar makam Rasulullah saw tidak menyerupai ka’bah dan terlalu dikultuskan oleh umat Islam.
Dinding segi lima lapis kedua yang dibangun oleh sultan Qait bay dari Mesir
Tiang-tiang yang memperkuat dinding segilima lapis kedua
Bagian dari raudlah yang terdapat dibagian dalam tembok kamar makam.
Bagian dari raudlah yang terdapat diluar kamar makam, (nomor 12 tidak terdapat pada detail gambar, area ini adalah tempat yang biasanya dijadikan rebutan oleh ummat Islam)
Area dengan nomor 13 adalah bukan bagian dari raudlah.
Kediaman siti Fathimah ra.
Mihrab didalam kediaman siti Fathimah, yang dibangun oleh sultan Qait bay
Mihrab tempat tempat Rasulullah seringkali bertahajud seorang diri
Tempat Rasulullah shalat tahajud berjamaah bersama ahl suffah, tempat ini berada dibelakang kediaman st Fathimah
Lubang besar terletak dibagian depan, lubang ini lurus searah dengan makam Rasulullah saw
Lubang kecil terletak dibagian depan searah dengan makam sy Abu Bakar ra
Lubang kecil dibagian depan searah dengan makam sy Umar Ibn Khaththab ra
Tempat beberapa batu sisa-sisa kediaman Rasulullah saw, yang kemudian dibuang pada masa Khalifah Al Walid ibn Abd. Malik
Usthuwanah al Sarir, tempat Rasulullah saw beristirahat ketikaterlalu capai beribadah
Usthuwanah al Wufud, tempatRasulullah seringkali menerima tamu-tamu penting
Usthuwanah al Hirs, tempat para shahabat bersiaga menjaga Rasulullah saw, seringkali sy Ali ibn Abi Thalib bersiaga ditempat tersebut
Bab Al Taubah, pintu masuk makam dibagian depan
Bab Aisyah, pintu masuk makam dibagian samping dari arah raudlah
Lubang kisi-kisi yang lurus searah dengan kepala Rasulullah saw yang mulia.
Lubang kisi-kisi yang lurus searah dengan kaki Rasulullah saw yang mulia
Beberapa pintu masuk menuju makam Rasulullah saw
Lingkaran kubah kecil yang berada tepat diatas makam Rasulullah saw
Lingkaran kubah lapis kedua, yang disebut kubah al zarqa’
Lingkaran kubah lapis ketiga, atau kubah al khadra’ (kubah hijau) yang terlihat dari bagian luar makam.
Bagian dari kamar makam (tertulis dengan nomor 32)
Panggung setinggi kurang lebih 30 cm, tempat para ahl suffah berjamaahshalat tahajud bersama Rasulullah saw
Panggung setinggi kurang lebih 60 cm, tempat ahl suffah biasa berkumpul
Usthuwanah al taubah
Usthuwanah A’isyah
Mihrab tempat shalat Rasulullah saw
Usthuwanah al Mukhallaqah
Minbar Rasulullah saw
Panggung tempat adzan
3. Pemakaman Baqi’. Terletak di sebelah rimur dari masjid Nabawi. Di tempat itu dimakamkan Utsman bin Affan Ra dan para istri Nabi Saw, yaitu Siti Aisyah Ra, Ummi Salamah, Juwairiyah, Zainab, Hafsah binti Umar bin Khaththab, dan Mariyah Al Qibtiyah Ra. Putra-putri Rasulullah Saw seperti Ibrahim, Siti Fatimah, Zainab binti Ummu Kulsum, serta beberapa sahabat Nabi Saw juga dimakamkan di sana.



4. Masjid Quba. Terletak di daerah Quba, sekitar 5 km sebelah selatan Madinah. Waktu Nabi Saw berhijrah ke Madinah, orang pertama yang menyongsong kedatangan Rasulullah adalah orang-orang Quba. Di sini Nabi Saw menempati rumah  Kalsum bin Hadam, kemudian Rasulullah saw pun mendirikan masjid di atas sebidang tanah milik Kalsum. Di masjid ini lah yang pertama kali diadakan shalat berjemaah secara terang-terangan. Diriwayatkan bahwa salat di masjid ini pahalanya sama dengan 1 kali umrah.
5. Jabal Uhud. Adalah nama sebuah bukit terbesar di Madinah. Letaknya sekitar 5km di sebelah utara pusat kota Madinah. Di lembah bukit ini pernah terjadi perang yang dinamakan Perang Uhud.
6. Masjid Qiblatain. Masjid tersebut mula-mula dikenal dengan nama masjid Bani Salamah karena dibangun di atas bekas rumah Bani Salamah. Pada tahun ke 2 H waktu Zhuhur di masjid tersebut tiba-tiba turunlah wahyu surat Al-Baqarah ayat 144. Dalam shalat tersebut mula-mula Rasulullah Saw menghadap ke arah Masjidil Aqsa, tetapi setelah turun ayat tersebut, beliau menghentikan sementara, kemudian meneruskan shalat dengan memindahkan arah kiblat menghadap ke Masjidil Haram. Dengan terjadinya peristiwa tersebut akhirnya masjid ini diberi nama masjid Qiblatain yang berarti masjid berkiblat dua,



7. Masjid Khandaq. Khandaq berarti parit. Dalam sejarah Islam yang dimaksud Khandaq adalah peristiwa penggalian parit pertahanan sehubungan dengan peristiwa pengepungan kota Madinah oleh kafir Quraisy bersama sekutu-sekutunya. Peninggalan Perang Khandaq yang ada hanyalah berupa lima buah pos penjagaan pada peristiwa Khandak yang sekarang dikenal dengan nama Masjid Sab’ah atau Masjid Khamsah
Disamping itu jangan lupa mengunjungi kebun kurma yang berada dekat dengan masjid Quba. Jadi umumnya para jamaah setelah mengunjungi masjid Quba akan langsung dibawa ke kebun ini.
Perjalanan Umrah di Kota Makkah



Siang itu setelah merziarah wada’ ke makam Rosul, kami pun bersiap-siap menuju ke kota Mekkah untuk menunaikan ibadah umrah. Perjalanan dimulai siang hari ba’da dhuhur. Untuk itu kita sudah menggunakan kain ihram dari hotel, kemudian menuju masjid Bir Ali. Sebelumnya perlu diketahui bahwa rukun umroh adalah:
Niat,
Ihram,
Tawaf umrah,
Sa’I,
Tahalul,
Tertib.
Persiapan yang dilakukan sebelum umrah:
Mandi sunnah, dengan niat untuk ihram à “Allohumma inni uharrimu nafsi min kulli  maa harramta ‘alal muhrimi farhamnii yaa arharraahimiin” . Artinya: Yaa Alloh, sesungguhnya aku mengharamkan diriku dari segala apa yg Engkau haramkan kepada orang yg berihram karena itu ramhatilah aku ya Alloh yg Maha Pemberi rahmat).
Wudhu,
Kenakan kain ihram (awas kena wangi-wangian),
Sholat sunnah ihram 2 rakaat (akan dilakukan di masjid Bir Ali/atau di miqat) à Rakaat pertama dianjurkan membaca surat Al Kaafirun dan rakaat ke dua membaca surat Al ikhlas,
Niat umroh à “Nawaitul u’mrata wa ahramtu biha lillahi ta’ala “, (Aku berniat mengerjakan Umrah dan aku berihram dengannya kerana Allah ta’ala),
Membaca talbiah sampai ke makkah/mesjid haram.
“Labbaik Allaahumma labbaik, Labbaika laa syariika laka labbaik. Innal hamda wanni’mata laka wal mulka, laa syariikalak”. Artinya: Aku datang memenuhi panggilan Mu Ya Allah, Aku datang memenuhi panggilan Mu Ya Allah, Aku datang memenuhi panggilan Mu Ya Allah tidak ada sekutu bagi Mu, Aku datang memenuhi panggilan Mu. Sesungguhnya  segala puji, ni’mat dan segenap kekuasaan adalah milik Mu, tidak ada sekutu bagi Mu.
Selama berihram kita dilarang untuk:
Untuk pria
Memakai pakaian yang dijahit,
Memakai alas kaki yang menutup mata kaki,
Sengaja menutup kepala sampai menyentuh rambut (kecuali dalam keadaan yang sangat darurat),
Untuk wanita
Menutup telapak tangan,
Menutup muka,
Untuk semua
Memakai wangi-wangian (kecuali yang sudah dipakai sebelum niat ihram),
Memotong kuku, mencukur/mencabut bulu /rambut,
Memburu atau membunuh binatang,
Menikah atau menikahkan,
Bercumbu atau bersetubuh,
Bertengkar, memarahi atau mengucapkan kata-kata yang tidak senonoh/ kotor,
Memotong atau mencabut pohonan di tanah haram.
Jika ada larangan di atas yang dilanggar maka ia harus membayar dam (denda), yakni dari mulai memberi makan fakir sampai menyembelih seekor kambing.



Perjalanan darat dari kota Madina menuju ke kota suci Mekkah memakan waktu sekitar 6-7 jam yang sebelumnya didahului dengan mengambil miqat di masjid Bir Ali selama kurang lebih 45 menit. Untuk tata cara umrah itu sendiri terdiri dari beberapa hal yang perlu kita ketahui:
Berihram dari miqat,
Saat memasuki tanah haram (Makkah) membaca doa masuk tanah haram à “Allaahumma haazaa haramuka wa amnuka faharrim lahmii wa daamii wasya’rii wabasyarii ‘alannaari wa aaminii min ‘azaabika yauma tab’asuka ‘ibaadaka waj’alnii min auliyaa ika wa ahli taa’atika” . Artinya: Ya Allah kota ini adalah Tanah Haram Mu dan tempat yg aman Mu, maka hindarkanlah daging, darah, rambut dan kulitku dari neraka. Dan selamatkanlah diriku dari siksa Mu pada hari Engkau membangkitkan kembali hamba Mu dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yg selalu dekat dan taat kepada Mu),


Memasuki Masjidil Haram disunahkan melalui pintu Babus Salam (gerbang perdamaian/ pintu no.24/ jembatan no.25)
Berdoa masuk Masjidil Haram à “Allohumma antassaalam wa minkassalaam wa ilika ya’uudussalaam fahayyinaa rabbanaa bissalaam wa adkhilnaljannata daarassalaam tabaarakta rabbanaa wa ta ‘aalaita yaadzal jalaali wal ikraami. Allaahummaftahlii abwaaba rahmatika bismillaahi walhamdulillaahi wassalaatu wassalaamu ‘alaa rasulillaah”. Artinya: Ya Alloh Engkau sumber keselamatan dan dari pada Mu lah datangnya keselamatan dan kepada Mu kembalinya keselamatan. Maka hidupkanlah kami wahai Tuhan, dg selamat sejahtera dan masukkanlah kedalam surga negeri keselamatan. Maha banyak ahugerah Mu dan Maha Tinggi Engkau. Wahai Tuhan yg memiliki keangungan dan kehormatan. Ya Alloh, bukanlah untukku pintu rahmat Mu. (Aku masuk masjid ini) dengan nama Alloh disertai dengan segala puji bagi Alloh serta salawat dan salam untu Rosululloh).
Berdoa melihat Ka’bah à “Allaahumma zid haazal baita tasyriifan wata’ziiman watakriiman wamahaabatan wazid man syarrafahu wa azzamahu wa karramahu mimman hajjahu awi’tamarahu tasyriifan wa ta’ziiman wa takriiman wabirran” . Artinya: Ya Allah, tambahkanlah kemuliaan, keagungan, kehormatan dan wibawa pada Bait (Ka’bah) ini. Dan tambahkanlah pula pada orang-orang yg memuliakan, mengagungkan dan menghormatinya diantara mereka yg berhaji atau berumrah dengan kemuliaan, keagungan, kehormatan dan kebaikan.
Thawaf  (mengelilingi Ka’bah 7x). urutan mengerjakan thawaf antara lain:
Dilakukan dalam keadaan berwudhu à jika batal saat thawaf maka perbaharui wudhu dan melanjutkan thawaf dari tempat batalnya wudhu/ tidak mengulangi dari awal,
Menuju garis start di rukun Hajar Aswad,
Berdoa memulai thawaf. Isyarat tangan saat segaris dengan rukun Hajar Aswad, mengecup tangan dan mengucap: “Bismillaahi wallaahu akbar”, Artinya: Dengan nama Allah, Allah Maha Besar,
Mengelilingi Ka’bah berlawanan dengan arah jarum jam à berdoa apa saja, dengan bahasa apa saja, berdzikir/ diam saja. Jika Thawaf Qudum (thawaf pertama kali masuk Masjidil Haram) disunahkan bagi laki-laki berlari-lari kecil 3 putaran selanjutnya berjalan biasa. Untuk wanita hanya berjalan biasa,
Dalam setiap perjalanan dari Hajar Aswad sampai rukun Yamani membaca “Subhaanallaahi walhamdulillaahi walaa ilaaha illallaahu wallaahu akbaru walaa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil aziim” (Maka Suci Allah, segala puji milik Allah tidak ada Tuhan melainkan Allah, Allah Maha Besar dan tiada daya dan kekuatan melainkan atas pertolongan Allah yang Maha Luhur dan Maha Agung),
Disunahkan membaca doa sapu jagad mulai dari rukun Yamani hingga ke rukun Hajar Aswad disetiap putaran. “Rabbanaa aatinaa fiddunyaa hasanatan wa fil aakhirati hasanatan waqinaa azaabannaar. Wa adkhilnal jannata ma’al abraar, yaa”aziizu yaa gaffaaru yaa rabbal ‘alamiin”. Artinya: Wahai Tuhan kami, berkahilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akherat dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka. Dan masukkanlah kami ke dalam surga bersama orang2 yg berbuat baik, wahai Tuhan Yang Maha Mulia, Maha Pengampun dan Tuhan yang menguasai seluruh alam.
7. Setelah thawaf, menutup kedua pundaknya, lalu berdoa di Multazam.
“Allaahumma yaa rabbal baitil’atiiq aatiq riqaabanaa wariqaaba aabaa inaa waummahaatinaa wa ikhwaaninaa wa aulaadinaa minan naari yaa zaljuudi walkaramani walfadli walmanni wal’ataai wal ihsaan”. Artinya: Ya Allah yg memelihara ka’bah ini, merdekakanlah diri kami, bapak ibu kami, saudara2 dan anak2 kami dari siksa neraka, Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang mempunyai keutamaan, kelebihan, anugrah, pemberian dan kebaikan, baikkanlah diri kami, hapuskanlah dosaku, tinggikanlah namaku, perbaiki segala urusanku, bersihkanlah hatiku, terangilah kuburku.
Hikmat thawaf mengajarkan kepada kita untuk:
Dekat dengan Alloh dan harus bersinergi untuk mewujudkan kebaikan di jalan Alloh,
Berbuat baik walau pun terhimpit namun tetap berdzikir dan memuji Alloh à sesulit apapun harus ingat Alloh,
Bergabung dengan hamba/umat-Nya yang lain dalam dzikir, fikir dan ikhtiar untuk menciptakan kebaikan bersama-sama,
Kesalahan yang sering dilakukan dalam thawaf:
Memulai thawaf dari sebelum Hajar Aswad dan Rukun Yamani,
Berdesak-desakan dan tidak mengelilingi seluruh Ka’bah,
Berjalan cepat pada seluruh putaran,
Berdesak-desakan untuk mencapai Hajar Aswad,
Keyakinan bahwa Hajar Aswad itu memberikan manfaat à ucapan Umar Ra: ..”Sesungguhnya aku tahu pasti bahwa engkau hanya sekedar batu biasa yg tidak mendatangkan mudharat dan manfaat. Seaindainya aku tidak melihat Nabi menciummu tentu aku tak akan menciummu”,
Memegang seluruh tembok Ka’bah dan mengusapnya à Nabi tidak memegang Ka’bah kecuali 2 rukun yamani yaitu Hajar Aswad di yamani timur dan rukun Yamani barat,
Berjalan membelakangi Ka’bah/ Ka’bah disebelah kanan,
Mengkhususkan doa-doa tertentu pada setiap putaran,
Mengganggu jamaah lain.
8. Shalat sunah 2 rakaat di Maqam Ibrahim.
“Wattakhodzu mim maqoomi ibroohiima musholla” . Artinya: Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat), QS. Al Baqarah: 125,
Shalat sunah 2 rakaat à pada rakaat pertama setelah membaca surat Al Fatihah, membaca surat Al Kaafirun dan pada raka’at kedua setelah membaca Al Fatihah, membaca surat Al Ikhlas,
Mengajarkan bahwa kita berada dibarisan nabi Ibrahim AS,
Mengambil barisan tauhid, menarik batas tegas antara kebenaran dan keburukan,
Bertekad menghabiskan waktu kita untuk mendukung pihak yg berjuang untuk menegakkan kebenaran, keadilan dan kesejahteraan.
9. Minur air Zamzam. Doanya: “Allohumma innii asyrobuhu mustasyfiyan bihi fasyfinii” . Artinya: Ya Alloh sesungguhnya saya minum air zam-zam dengan harapan mendapatkan kesembuhan, maka berilakan kesembuhan kepadaku (kitab Al-Adzkaar An-Nawawy halaman 183),
Mengandung makna bahwa dalam berjuang dijalan Alloh menegakkan keadilan kita juga perlu beristirahat,
Ibadah tidak mesti semuanya berisi aktifitas pengabdian, tetapi  dapat juga beristirahat untuk memberikan hak kepada tubuh menjadi segar namun dalam kondisi tetap berdzikir.
10. Sa’I (berjalan dari bukit Shafa ke bukit Marwa 7x). Urutannya adalah:
Isyarat ke Ka’bah,
Menuju bukit Shafa dan Berdoa menjelang sampai bukit Shafa. Membaca doa: “Bismillahirrohmaanirrohiim. Innas safaa walmarwata min sya’aairillah. Faman hajjal baita awi’tamara falaajunaaha ‘alaihi ayyatawaafa bihimaa wamantatawwa’akhairan fa innallaaha syaakirun ‘aliim”. Artinya: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Safa dan Marwah sebagian dari syiar tanda kebesaran Allah. maka barang siapa yg beribadah haji dan umrah ke Baitullah maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sai diantara keduanya. Dan barang siapa yg mngerjakan suatu kebajikan dg kerelaan hati maka sehungguhnya Allah Maha Penerima Kebaikan lagi Maha mengetahui.
Berdiri di bukit Shafa dengan menghadap Ka’bah dan berdoa :“Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, walillaahilhamdu. Allaahu Akbar ‘alaama hadaana walhamdulillaahi ‘alaamaa aulaana laa ilaaha illallaahu wahdau laa syarika lahu, lahul mulku walahul hamdu yuhyii wayumitu biyadihil khairu wahuwa’alaa kulli syaiin qadir. Laa ilaaha illallaahu wahdahu lasyarika lah anjaza wa’dahu wanasara ‘abdahu wahazamal ahzaaba wahdah. Laa ilaaha illallaahu walaa na’buduillaa iyaahu mukhilisiina lahuddiina walau karihal kafiruun”. Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Segala puji bagi Allah, Allah Maha Besar atas petunjuk yg diberikan Nya kepada Kami. Segala puji bagi Allah atas karunia Nya yg telah dianugrahkan Nya kepada kami, tiada Tuhan selain Allah. Tidak ada sekutu baginya. Baginya kerajaan Pujian. Dialah yg menghidupkan, mematikan, pd kekuasaan Nya segala kebaikan dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. Tiada Tuhan selain Allah dan tiada sekutu bagi Nya, yg telah menepati janji Nya, menolong hambanya dan menghancurkan musuh2 Nya dengan ke Esaan Nya. Tidak ada Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah kecuali kepada Nya dengan ikhlas walaupun orang2 kafir tidak senang.
Berjalan menuju bukit Marwah sambil berdoa/ berdzikir à dalam setiap perjalanan antara Shofa dan Marwah/ sebaliknya membaca “Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahummasta ‘milanii bisunnati nabiyyika wa tawaffanii ala millatihin wa a’idnii min mudillaatil fitani” (Ya Allah, bimbinglah kami untuk beramal sesuai dengan sunnah Nabi Mu dan matikanlah kami dalam keadaan Islam dan hindarkanlah kami dari fitnah/ ujian yg menyesatkan).
Doa dari bukir Shafa ke pilar hijau: “Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar kabirraa walhamdulillaahi kasiiraa. Wasubhaanallaahil’aziimi wabiham dihil kariimi bukratwwa asilla. Waminal laili fasjud lahu wasabbdih hi lailan tawilaa. Laa ilaaha illallaahuu wahdah anjaza wa’dah. Wanasara ‘abdah wahazamal ahzaaba wahda. La syai a qablahu wala ba’dahu. Yuhyi wayumiitu wahuwa hayyun daa imun laayamuutu walayafuutu abadaa. Biyadihil khairu wailaihil masiir. Wahuwa’alaa kulli syai in qadiir”. Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dengan segala kebesaran Nya. Segala puji bagi Allah Yang Maha Agung dengan segala pujian yang tidak terhingga. Maha Suci Allah dengan segala pujian diwaktu pagi dan petang. bersujud dan bertasbihlah pada Nya sepanjang malam. Tiada Tuhan selain Allah yg menepati janji Nya membela hamba Nya dan menghancurkan musuh2 Nya dengan Keesaan Nya. Dialah ygn menghidupkan dan mematikan dan Dia Maha Hidup Kekal. hanya ditangan Nya lah terletak kebajikan dan kepada Nyalah tempat kembali dan hanya Dialah yang Kuasa atas segala sesuatu.
Lari-lari kecil bagi pria diantara dua lampu hijau sambil membaca doa: “Rabbigfir warham wa’fu watakarram watajaawaz’ammaa ta’lam, innaka ta’lamu maalaa na’lam. Innaka antallaahul a’azzul akram”. Artinya: Ya Allah ampunilah, sayangilah, maafkanlah, bermurah hatilah dan hapuskanlah apa2 yg Engkau ketahui dari dosa kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui apa2 yg kami sendiri tidak tahu. Sesungguhnya Engkau Y Allah Maha Tinggi dan Maha Pemurah.
Dari lampu hijau ke bukit Marwah berdoa apa saja. Ya Allah bebaskanlah kami dari api siksa api neraka dalam keadaan selamat, beruntung, bahagia, jadikanlah kami orang2 shaleh yaitu orang yg kau beri nikmat dari golongan Nabi, orang2 jujur, para syuhada. Tiada Tuhan selain Allah yg kami sembah.
Doa ketika mendekat di bukut Marwa: “Innas safaa walmarwata min sya’aairillah. Faman hajjal baita awi’tamara falaajunaaha ‘alaihi ayyatawaafa bihimaa wamantatawwa’akhairan fa innallaaha syaakirun ‘aliim”.  Artinya: Sesungguhnya Safa dan Marwah sebagian dari syiar tanda kebesaran Allah. maka barang siapa yg beribadah haji dan umrah ke Baitullah maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sai diantara keduanya. Dan barang siapa yg mngerjakan suatu kebajikan dg kerelaan hati maka sehungguhnya Allah Maha Penerima Kebaikan lagi Maha mengetahui.
Berdiri di bukit Marwah dengan menghadap Kab’bah berdoa,
Doa dari Marwa ke Shafa:
Allah Maha Besar, Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa. Aku memohon ampunilah dosa2 kami dosa istri dan anak2 kami, dosa kedua orang tua kami, dosa saudara2 kami, kuatkanlah iman kami, hapuskanlah kesalahan2 kami, wafatkanlah kami dalam Islam dan dalam keadaan terbaik. Berikanlah kami apa yg telah kau janjikan dan jangan Kau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak pernah menyalahi janji.
Ya Allah sucikanlah hati kami, ikhlaskanlah ibidah kami, jauhkan kami dari segala marabahaya dan segala godaan setan yg terkutuk.
Ya Allah tambahkanlah kami ilmu pengetahuan dan berikanlah aku hidayah dan rahmat di sisi Mu.
Ya Allah periharalah pendengaranku, pengelihatanku, lapangkanlah dadaku, berilah cahaya dalam hati, telinga dan penglihatanku,
Ya Allah aku berlindung kepada Mu dari ahzab kubur,
Ya Allah jauhkanlah aku dari kekafiran dan kefakiran,
Ya Allah mudahkanlah segala urusan duniaku, aku berlindung kepada Mu dari segala keraguan,
Ya Allah jauhkanlah diriku dari segala kejahatan dunia,
Ya Allah jauhkanlah aku dari perbuatan fasiq, kufur dan durhaka,
Ya Allah akhiri ajal kami dengan bentuk yang baik, baikkanlah semua amalan kami,
Ya Allah maafkanlah segala kesalahan kami, tolonglah kami untuk taat dan selalu bersyukur,
Diulang mulai langkah ke 4: Shafa-Marwah = 4 kali dan Marwah-Shafa = 3 kali .
Hikmah Sai:
Umur akan bermakna jika diisi dengan usaha,
Usaha yang dimulai dari kesucian hati menuju kemenangan gemilang yang bertabur doa,
Sebaik-baiknya usaha adalah yang didahului dengan doa.
11. Tahalul (mencukur rambut). Membaca doa: “Allaahummaj’al likulli sya’ratin nuuran yaumal qiyaamah”. Artinya:Ya Alloh jadikanlah untuk setiap helai rambut (yg aku gunting) cahaya pada hari kiamat,
Memotong sebagian rambut,
Wanita à digunting ujung rambut,
Pria à digundul yang utama atau dipendekkan secara merata,
12. Sholat dua rakaat di hijir ismail, dapat dilakukan sebelum atau setelah sai.
Lokasi-lokasi penting di sekitar kota Makkah:

Tempat miqat dan sekitarnya:

Tempat-tempat bersejarah di kota Mekkah:
Dar Maulid: tempat Rasulullah dilahirkan. 100 m timur laut bukit Marwah. Sekarang digunakan sebagai perpustakaan,

Jabal Qubais: ada yg mengatakan makam ibu Hawa,
Dar St Khadijah: rumah tempat Rosulullah dan Siti Khadijah tinggal serta tempat turunnya wahyu QS Al Mudatsir 1-8,
Hijir Ismail: tempat mustajab untuk berdoa. Bekas rumah nabi Ibrahim AS,
TPU Ma’ala: 600 m utara majidil haram. Tempat makam Siti Khadijah, Qasim bin Muhammad (putra Rosul), Abdul Muthalib dan Abu Thalib,
Masjid Abu Bakar: selatan masjidil haram. Rumah Abu Bakar RA dan A’isyah RA,
Ji’ranah: tempat miqat tertinggi. 16 km timur laut masjidil haram. Terdapat sumur Bir Toflah hasil pemukulan tongkat Rasul ketika kehabisan air sepulang dari perang Hunain. Diambil dari nama wanita yg merawat masjid ini

Masjid Jin: berada di Ma’la utara masjidil haram. Tempat sekelompok jin mendengar Rosul membaca Qur’an saat shalat subuh lalu mereka masuk islam. Diabadikan dalam QS Jin,
Masjid Ar Rayyah: tempat Rosul bermalam sebelum menaklukan Mekkah,
Masjid St A’isyah: berada di Tan’im di tepi jalan Makkah-Madinah. Sebagai tempat miqat. Berawal saat A’isyah berhalangan sewaktu haji wada dan thawafnya tertunda. Maka Rosul memerintahkan Abdullah bin Abu Bakar (kakaknya) untuk menemaninya berihram di masjid ini. Untuk menuju masjid ini anda dapat menggunakan taxi yang berada di samping hotel Intercon dengan membayar 10 real per orang PP,

Batas Haram: tempat nabi Adam berdoa kepada Alloh untuk diselamatkan dari godaan iblis. Alloh menurunkan malaikat untuk menjaga daerah tersebut ditandai dengan “tugu batas haram”. Non muslim dilarang melewati batas ini (QS At Taubah:28),
Gua Hira: berada di Jabal Nur, 5 km timur laut Makkah. Tempat turunnya wahyu pertama,
Gua Tsur: berada di Jabal Tsur, 7 km tenggara masjididl haram menuju Thaif. Tempat Rosul dan Abu Bakar bersembunyi dari kejaran musyrikin saat hijrah ke madinah (QS At Taubah: 40),
Muhasir: berada antara Mina-Musdalifah. Tempat dihancurkannya pasukan bergajah Abrahah oleh burung Ababil (QS Al Fiil),
Jabal Rahmah: berada di Arafah, 25 km timur masjidil haram. Tempat dipertemukannya nabi Adam dan Siti Hawa,

Jabal Qurban: terletak diantara Mina-Musdalifah. Tempat nabi Ibrahim melaksanakan perintah Alloh menyembelih anaknya nabi Ismail AS,
Masjid Namirah: berada di Arafah yg sebagian berada di batas luar arafah. Hanya dipakai 1 tahun sekali ketika musim haji,
Musium Haramain: barat laut masjidil haram. Tempat menyimpan koleksi benda bersejarah dari Mekkah dan madinah.
Sebelum meninggalkan kota Makkah jangan lupa melakukan thawaf wada atau thawaf perpisahan.
Tawaf wada dilakukan sesaat sebelum meninggalkan makkah.
Sama seperti tawaf umroh, tawaf wada juga dilakukan sebanyak 7 putaran,. Yang membedakan dengan tawaf umroh adalah niatnya.
Tawaf wada tidak menggunakan ihram. Tapi tetap harus dalam keadaan wudhu.
Bacaan dalam tawaf wada sama dengan bacaan tawaf lainnya.
Setelah selesai tawaf, sangat dianjurkan untuk berdoa di depan  multazam. Pada intinya, doa yang diucapkan berisi antra lain, mohon ampunanan, bersyukur bahwasanya kita sudah diberi kesempatan mengunjungi rumahNya, memohon agar kunjungan kita ini bukan kunjungan yang terakhir dan kita mohon agar diundang lagi oleh-nya. Kita juga dapat berdoa agar Allah juga mengundang keluarga, sahabat, kenalan kita yang lain. Akhirnya kita mohon agar diberi keselamatan di perjalanan hingga sampai dirumah lagi.
Selesai berdoa, langsung kita keluar dari mesjid haram dan tidak lagi masuk ke mesjid haram.
Bagi wanita yang sedang haid dan tidak/belum berhenti, karena tidak bisa masuk mesjid, dianjurkan agar berdiri dihalaman mesjid dan usahakan melihat kaabah dari luar, kemudian membaca do’a
Perjalanan terakhir di Kota Jeddah
Tibalah hari kepulangan kami yang diawali menuji kota Jeddah. Di kota Jeddah (kota nenek) tidak banyak yang berbeda dibandingkan 7 tahun lalu. Tempat-tempat yang dikunjungi tetap sama seperti masjid terapung dan daerah pertokoan disekitar Balad. Di balad ini hampir semua toko mendeklarasikan dirinya murah.

Kami sempat melaksanakan shalat jumat di masjid Qisos, yaitu masjid tempat dilakukannya eksekusi mati bagi para terpidana mati dengan dipancung.

Saudara-saudaraku, banyak yang ingin sekali segera berhaji dan umrah, namun belum berkeinginan atau tidak melayangkan permintaan dan doa kepada Allah, Yang Memiliki Ka’bah. Mari kita sama-sama berdoa agar dapat dipanggil dan terpanggil untuk memenuhi undangan NYA pergi haji dan umrah. Kalau bisa doanya jangan tanggung-tanggung, sebut saja sekalian supaya bisa pergi haji dan umrah sekeluarga, dan bisa pula membiayai orang lain berhaji dan umrah. Aamiin YRA.
Jadilah tamu-tamu Allah, kuatkan niat dan berdoa agar dimudahkan dalam proses Umroh/Haji :
“Allahumma baligrna makkata walmadinata liziaroti haromika waharomi nabiika muhammadin shollallahu alaihi wasallam yusran la usran wa ala shihhati wal’afiati wassalamati wannajahi birohmatika ya arhamarrohimin.”. Artinya:  Ya Allah, sampaikanlah kami ke Mekkah dan Madinah untuk berziarah ke tanah Harammu dan tanah Haram NabiMu, Muhammad SAW dalam keadaan sehat wal’afiat, sejahtera & keberhasilan dengan RahmatMu, wahai yang maha memiliki rahmat.
Amiin. YRA
Jakarta-Madina-Mekkah-Jeddah, 23-31 Maret 2012
Setelah membaca doa ini, bayangkan dan visualisasikan diri anda (kita) sedang mengerjakan umrah, ( urutannya dari berangkat hingga pulang ) yakinkan diri kita, Insya Allah dijabah.

Niat Umroh dan Haji Gratis Hubungi 085219189449

Tidak ada komentar:

Posting Komentar